Teriknya Mentari di langit yang kian biru
Seakan menantang cakrawala dengan senyum palsu
Menguapkan fatamorgana yang tercipta dalam sendu
Hingga menawarkan sepucuk rasa dalam balutan rindu
Mengenang sekilas senyum yang menjadi penghias wajahmu
Mengurai binar yang mampu menjadi penawar rasa di kalbu
Selaksa menyulam sinar yang kian berpendar di antara sanubariku
Sinyal yang kau tebar dalam sebentuk rindu terasa semakin menghujamku
menawan rinduku untuk kembali bersandar pada hati yang terasa tersayat sembilu
menakar rindu dalam diam dan melukiskan sketsa rindu di antara ruang waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H