Debar rindu yang perlahan menyusup dibalik awan yang abu-abu
Menghadirkan seberkas rasa yang sepertinya langitpun tahu
Seperti pagi mengayunkan biduk bunga yang tertawan senyum kupu-kupu
Hadirmu kembali menawarkan rasa yang sempat kupikir telah mati
Tapi ternyata kini semburat rindunya bersinar dan hadir kembali
Mengurai senyum tulus yang kian bertahta diantara sanubari
Ketika resah menghiasi rindu yang enggan menepi
Hingga  sepotong pagi yang menawan seakan tiada arti
Selaksa rinduku hanya fatamorgana penghias teriknya mentari
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!