Arak-arakan awan yang perlahan mendampingi sang surya yang kian berpendar
Hembusan sang bayu yang diam-diam membawa sepucuk rindu yang semakin pudar
Mengurai sendu yang tertawan mesra dalam sebaris jelaga diambang fajar
Membuka sepasang netraku dari lamunan yang bisu dan membawaku agar tersadar
Dalam rangkaian asaku tersulam pintalan doa yang nyata
Berharap pagi yang indah mampu merajut asa melalui sepenggal rasa
Ketika langitpun seakan tau tentang seulas rindu yang tercipta dimalam yang sepi
Saat itu masih kuberharap diriku mampu berbohong pada manisnya sebaris pagi
Rindu yang tercipta untukmu selaksa hamparan lautan yang tak bertepi
Semudah itu menawan rasa dalam dermaga hingga tak mampu untuk menepi
Terlebih ketika sketsa rinduku disanubari selaksa ornament yang kian terpatri
Berharap rinduku bersua dan bertemu dengan rindumu menjadi candu pengobat hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H