'Ih, katrok! Emang sekarang dah malem, keles!' Marpuah memutar bola mata lagi-lagi membatin karena tak kuasa membantah di hadapan mereka. Lalu dengan senyum manis yang dibuat-buat, detailer cantik tadi manut berjalan mengikuti Mahendra. Kemudian masuk ke ruangan Pak Dokter lalu pintu pun ditutup. Marpuah mencebik, kesal tidak bisa berbuat apa-apa.Â
Lima belas menit berlalu, terdengar suara tawa cekikikan dari dalam ruang praktik. Pikiran Marpuah makin liar. Dia sudah tak kuasa menahan sabar dan marahnya. Tiba-tiba di kepalanya terlintas ide konyol. Marpuah keluar apotek dan mematikan meteran listrik hingga seluruh ruangan gelap.Â
"Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!" teriak Marpuah. Sontak dari dalam ruang Mahendra menjadi gaduh. Terdengar suara teriakan manja ketakutan si detailer sok cantik yang ganjen itu. Mahendra lalu segera keluar dengan membawa ponsel yang kini beralih fungsi sebagai senter.Â
"Honey! Honey! Kamu di mana? Mana ada kebakaran?" tanya Mahendra panik.Â
Tiba-tiba lampu kembali menyala dan Marpuah sudah berada tepat di hadapan Mahendra. "Nih, kebakaran! Kebakarannya di dalam sini!" sengit Marpuah sambil menunjuk dadanya.Â
Sesaat Mahendra terdiam lalu terbahak sambil memeluk kesayangannya yang tiba-tiba berubah jadi Mak Lampir ini. "Aduh, Honey, kamu kocak banget, sih. Jangan cemburu gini, dong! Iya, abis ini kita jalan, ya!" ujar Mahendra berusaha menenangkan sambil mengusap pundak Marpuah.Â
Marpuah terlanjur kesal lalu secepat kilat keluar apotek meninggalkan Mahendra yang masih tertawa.
"Eh, wait, Honey ... tunggu!"Â
"Au, ah, bodo!" [*]
*)APJ : Apoteker Penanggung Jawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H