Mohon tunggu...
Nadine Putri
Nadine Putri Mohon Tunggu... Lainnya - an alter ego

-Farmasis yang antusias pada dunia literasi dan anak-anak. Penulis buku novela anak Penjaga Pohon Mangga Pak Nurdin (LovRinz 2022).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Kebakaran

20 Januari 2021   11:10 Diperbarui: 20 Januari 2021   11:54 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'Ih, katrok! Emang sekarang dah malem, keles!' Marpuah memutar bola mata lagi-lagi membatin karena tak kuasa membantah di hadapan mereka. Lalu dengan senyum manis yang dibuat-buat, detailer cantik tadi manut berjalan mengikuti Mahendra. Kemudian masuk ke ruangan Pak Dokter lalu pintu pun ditutup. Marpuah mencebik, kesal tidak bisa berbuat apa-apa. 

Lima belas menit berlalu, terdengar suara tawa cekikikan dari dalam ruang praktik. Pikiran Marpuah makin liar. Dia sudah tak kuasa menahan sabar dan marahnya. Tiba-tiba di kepalanya terlintas ide konyol. Marpuah keluar apotek dan mematikan meteran listrik hingga seluruh ruangan gelap. 

"Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!" teriak Marpuah. Sontak dari dalam ruang Mahendra menjadi gaduh. Terdengar suara teriakan manja ketakutan si detailer sok cantik yang ganjen itu. Mahendra lalu segera keluar dengan membawa ponsel yang kini beralih fungsi sebagai senter. 

"Honey! Honey! Kamu di mana? Mana ada kebakaran?" tanya Mahendra panik. 

Tiba-tiba lampu kembali menyala dan Marpuah sudah berada tepat di hadapan Mahendra. "Nih, kebakaran! Kebakarannya di dalam sini!" sengit Marpuah sambil menunjuk dadanya. 

Sesaat Mahendra terdiam lalu terbahak sambil memeluk kesayangannya yang tiba-tiba berubah jadi Mak Lampir ini. "Aduh, Honey, kamu kocak banget, sih. Jangan cemburu gini, dong! Iya, abis ini kita jalan, ya!" ujar Mahendra berusaha menenangkan sambil mengusap pundak Marpuah. 

Marpuah terlanjur kesal lalu secepat kilat keluar apotek meninggalkan Mahendra yang masih tertawa.

"Eh, wait, Honey ... tunggu!" 

"Au, ah, bodo!" [*]

*)APJ : Apoteker Penanggung Jawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun