Mohon tunggu...
Nuii Nurhasanah
Nuii Nurhasanah Mohon Tunggu... -

hanya menuangkan isi hati, dan inspirasi jiwa :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji #part2

18 Juni 2012   08:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertemuan itupun datang, setelah perpisahan yang yang tak diharapkan. Gadis tidak menyangka akan bertemu dengan pemuda yang dulu sangat dicintainya itu disini. Gadis bingung dengan perasaannya sendiri, apakah Gadis masih mencintai Randi atau kini hatinya telah jadi milik Rama seutuhnya.

Duduk bersama di sebuah taman, tepatnya taman tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu bersama dulu. Ya, dulu. Yang sekarang telah menjadi kenangan yang ingin Gadis lupakan, namun kembali datang.

Randi: kamu apa kabar?

Gadis: aku baik, kamu?

Randi: aku juga baik. *senyum mengembang dibibir angga*

Gadis: *diam*

Randi: aku, mmmmm aku…

Gadis: iya *menatap lekat pemuda dihadapannya*

Randi: aku minta maaf

Gadis: untuk?

Randi: membuatmu menunggu

Gadis: *terdiam, ada sedikit yang menyentil hatinya, sakit, seperti terkena sengatan listrik. Menahan hawa panas yang menyerang matanya*

Randi: kamu kenapa?

Gadis: aku minta maaf Angga…hikshiks *Gadis mulai terisak*

Randi memeluk gadis yang dicintainya dengan erat tak peduli apa yang ingin dikatakan Gadis, yang dia raskan hanya terluka saat melihat pujaan hatinya berurai air mata. Gadis pun menangis dan larut dalam pelukan pemuda yang dirindukannya. Dikejauhan ada sosok pemuda yang sedari tadi memperhatikan tingkah dua sejoli ini, tangannya mengepal seolah menahan amarah yang tak ingin diluapkannya, matanya merah menyala, kemudian berlalu memacu motor yang dikendarainya, tak kuasa lagi melihat pemandangan yang semakin menyakiti hatinya.

#####

Rama langsung menuju kamarnya. Tak mempedulikan orang-orang yang dia temui di rumah itu.

*brak pintu kamar dibanting, Rama menghempaskan tubuhnya dikasur, memejamkan mata dan merenung. Siapa pemuda yang bersama Gadis di taman? Kenapa Gadis begitu dekat dan bla bla bla. Dugaan-dugaan itu bermunculan dikepala Rama, membuat sakit, hancur remuk hati dan jiwanya, terkoyak asa membuatnya semakin terluka.

#####

Randi: jadi kamu?

Gadis: iya, aku telah bertunangan. Maafkan aku .. *masih dalam isak tangisnya*

Randi: *terdiam*

Seolah tak percaya dengan apa yang diungkapkan gadis pujaannya itu, Angga hanya diam, mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian ia begitu saja berlalu (lagi) , lemas dan tak berdaya. Dengan kekuatan yang tersisa ia berjalan tanpa menoleh kebelakang walau untuk memastikan gadis pujaannya baik-baik saja. Dia hancur karena ternyata kedatangannya tak berate lagi, gadis telah mempunyai tambatan hatinya. Dan Angga? Dia hanya masa lalu. Gadis masih larut dalam tangisnya, entah apa yang Gadis tangisi, ia pun tak mengerti. Ditengah lamunannya HP Gadis berdering *kriiiiiiing* dari Rama.

Gadis: iya haloo

Rama: kamu dimana?

Gadis: aku di taman, mmm

Rama: aku kesana sekarang

Gadis: iya *pasrah*

*klik pembicaraan selesai*

Rama datang masih dengan senyuman hangatnya, gadis membalas senyum Rama dengan sedikit dipaksakan.

Rama: ayo aku antar kamu pulang

Gadis: mmm iya *agak kikuk*

Rama memacu motornya dengan pelan, ia amenggenggam tangan Gadis yang melingkar dipinggangnya. Gadis merasa aneh dengan sikap Rama yang tak seperti biasanya. Rama menghentikan laju motornya, dan tersenyum pada Gafis.

Rama: silakan masuk tuan putri, *rama mengecup kening gadis, dan memeluknya dengan erat*

Aku tak inbgin kehilanganmu, apapun yang terjadi aku akan mempertahankanmu sayang.

Ada sedikit ketenangan dihati Gadis, ia membalas pelukan Rama dan mengelus-elus punggungnya.

Gadis: aku bahagia ada kamu disini, membuatku merasa tenang, terimakasih sayang

Rama: aku harap tidak ada laki-laki lain yang menyentuhmu, apa lagi memelukmu seperti yang aku lakukan saat ini. Gadis tersentak, matanya panas, kemudian terpejam. Memutar kembali memori tadi sore yang ia lalui bersama Angga. Namun tak senyaman yang ia rasakan bersama Rama. Rama melerai pelukannya, Gadis masih terdiam.

Rama: kamu kaget? Aku sudah tau.

Gadis: *muka bingung* maksudmu tau apa?

Rama: kita bicara besok, sudah malam. Masuklah, nanti kamu masuk angin.

Gadis menarik tangan Rama, dan memeluknya dengan erat, seolah tak ingin melepaskannya.

Gadis berbisik lirih, “maafkan akuuuu, maaf, maaf, aku tak bermaksud menyakitimu, akuaku aku hikshiks sayang hiks kamu”. Rama memperrat pelukannya, tak terasa ada butiran bening menetes dari matanya. Dengan kasar ia mengusap butiran itu. Dengan lembut Rama menatap mata Gadis, taka da dusta yang ia tangkap, tulus, teduh, dan ia semakin tak ingin kehilangan Gadis. Mata mereka saling berpandangan, lama, semakin lama wajah mereka semakin dekat, dan bibir Rama mendarat dibibir Gadis, lama dan mereka menikmati suasana itu.

#5 bulan kemudian#

Tiba saatnya hari pernikahan Rama dan gadis, mereka terlihat begitu bahagia. Namun tanpa mereka sadari, ada satu hati yang hancur, begitu terluka dengan kebahagiaan mereka. Dia adalah Randi. Randi datang dengan kekuatan hatinya yang masih tersisa. Hanya sekedar mengucapkan selamat atas kebahagiaan yang gadis rasakan, walau seulas sehnyum yang agak dipaksakan. Gadis tau keputusnnya sangat berat, tapi ia mencoba mengikuti kata hatinya, sekarang hatinya telah menjadi milik Rama. Pemuda yang menepati janjinya, selalu ada disisi gadis, apapun keadaan Gadis. Dan Gadis bahagia mencintai dan dicintai Rama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun