Mohon tunggu...
Nuha Hanifah
Nuha Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hallo!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Kita yang Paling Kuasa di Bumi

27 September 2019   10:54 Diperbarui: 27 September 2019   11:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu muak ketika orang lain bilang,
"Semangaat, pasti bisa!"
"Pasti ada jalannya kok."
"Sabar yaa."

Muak. Benar-benar muak.
Isi kepalamu menjerit-jerit menyangkal. Orang lain tak akan bisa mengerti apapun, orang lain tak akan bisa merasakan sakit, kecewa, dan keterpurukanmu.

Kamu marah. Sebab kamu amat menyadari dengan kawarasan yang penuh bahwa semua kegagalan, rintangan, hanya kamu yang bisa menyelesaikan. Kata-kata penyemangat itu seolah basi di telinga.

Kamu marah. Sebab kamu iri dengan pencapaian orang lain, kamu bertanya-tanya setelah ini akan ada masalah apalagi, setelah ini akan jatuh seberapa jauh lagi. Kamu benar-benar takut akan skenario semesta, mencari letak keadilan di sela-sela air mata.

Lantas kehidupan memberimu kesempatan lagi, sesuai janji. Semua lukamu dirawatnya hingga sembuh, semua kesedihan diganti kebahagiaan. Peperangan dalam hatimu telah berdamai dengan kenyataan.

Kamu semakin mengerti,
bukan kita yang punya kuasa di bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun