Mohon tunggu...
Nuha FathinnabilaAditia
Nuha FathinnabilaAditia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya suka menulis dan membaca novel, saya suka pantai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Akhlak di Lingkungan Keluarga

31 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 31 Desember 2024   12:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari Buku Akhlak Tasauf Karya Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail dapat diambil kesimpulan dan ringkasan tentang pendidikan akhlak di lingkungan keluarga, sebagai berikut:

Tujuan perkawinan, menurut Al-Qur'an, yaitu untuk mewujudkan keluarga sakinah. Tujuan ini secara tegas dinyatakan dalam Komplikasi Hukum Islam di Indonesia, yaitu perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmat. Sementara itu. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan, "Perkawinan ialah ikatan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa."

Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmat yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sementara itu, inti tujuan pernikahan menurut Syekh Ali Hasbullah adalah ketenteraman laki-laki bersama wanita dalam hidup bersama untuk mendapatkan keturunan dan memperbanyak generasi muslim. Jadi, sakinah itu adalah ketenteraman seorang laki-laki bersama pasangan hidupnya dalam ikatan pernikahan berdasarkan ketentuan Allah Sementara itu, menurut Wahbah al-Zuhayli, yang dimaksud dengan perkawinan atau pernikahan adalah akad, perjanjian, atau ikatan yang meng- halalkan seorang pria dan seorang wanita hidup bersama sebagai suami istri. Sementara itu. Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat (misaqan galizan) untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Jadi, Keluarga dalam Islam dibentuk melalui akad nikah yang sah menurut syariat Islam yang terdiri dari laki-laki yang akan menjadi ayah, dan perempuan yang akan menjadi ibu. adapun tujuan berkeluarga yaitu untuk mendapatkan keturunan serta memperbanyak generasi muslim.

Kemudian, Pendidikan akhlak dalam keluarga dibangun di atas tiga teori. 

  • Pertama, level naturalisme yang menyatakan bahwa seorang anak menjadi pribadi yang bak atau pribadi yang bermasalah ditentukan oleh faktor pembawaan sejak lahir sehingga lingkungan keluarga tidak menentukan baik buruknya kepribadian anak.
  • Kedua, teori empirisme yang menyatakan bahwa seorang anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik atau pribadi yang bermasalah ditentukan oleh faktor lingkungan keluarga. 
  • Ketiga, teori konvergensi yang menyatakan bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi pribadi yang bermasalah berdasarkan faktor genetika, hereditas atau keturunan, dan pendidikan sebelum dilahirkan yang dibawa sejak lahir. Namun, faktor pembawaan ini bersifat potensial Teori konvergensi juga mengakui bahwa ketika dilahirkan, anak berada dalam keadaan yang tidak mengetahui se suatu pun. John Locke menyebut keadaan ini dengan teori tabularasi yang menyatakan bahwa jiwa anak seperti sehelai kain putih bersih. Interaksi anak dengan lingkungan keluarga menentukan warna, corak, dan goresan pada kain putih tersebut.

Dalam kehidupan modern yang apa-apa serba cepat dan canggih ini, Intensitas Pendidikan Akhlak atau yang sering disebut juga Pendidikan Karakter naas diperhatikan oleh sebagian orang tua kepada anak-anaknya. Sehingga saat ini banyak orang tua yang tidak mengetahui bagaimana karakter anaknya di lingkungan sosialnya. Tak sedikit anak-anak yang terlihat seperti anak yang sopan dan baik di depan orang tuanya, tetapi saat anak tersebut berinteraksi sosial dengan orang lain dia tidak seperti apa yang orang tuanya ketahui. Biasanya faktor tersebut dipengaruhi oleh orang tua yang jarang mendampingi anak dalam proses tumbuh kembangnya karena sibuk bekerja. Oleh karena itu, Para orang tua harus mengetahui metode-metode pendidikan akhlak dalam keluarga, yaitu metode konfirmasi, metode uswatun-hasanah, metode cerita, dan metode literasi Metode konfirmasi dimulai dengan menyimak kalimat tauhid ketika azan dibacakan di telinga kanan dan ikamah dibacakan di telinga kiri. Maka terjadi konfirmasi terhadap kesadaran tauhid yang tersimpan di alam bawah sadar bayi sehingga kesadaran tauhid teraktualkan dengan baik dan benar. Anak terus dikonfirmasi dengan pendidikan tauhid melalui metode uswatun-hasanah yang didengarkan dan dilihatkan apa yang ada pada lingkungan keluarga. Kemudian diperkuat dengan metode cerita dan metode literasi dengan bercerita, membaca, atau membacakan kisah para nabi, serta mengamati gambar dan wisata alam sehingga mereka tumbuh kembang menjadi pribadi yang meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah, kemudian tergerak hatinya untuk sujud hanya kepada-Nya.

Kemudian orang tua juga harus mengetahui beberapa aspek penting dalam pendidikan akhlak di lingkungan keluarga, yaitu:

1. Teladan Orang Tua: Orang tua berperan sebagai contoh utama bagi anak-anak mereka. Perilaku, ucapan, dan sikap orang tua akan ditiru oleh anak, sehingga penting bagi mereka untuk menunjukkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pembiasaan Ibadah: Keluarga sebaiknya membiasakan anak-anak untuk melaksanakan ibadah sejak dini, seperti salat, puasa, dan membaca Al-Qur'an. Hal ini membantu membentuk kedisiplinan dan kedekatan spiritual dengan Allah.

3. Komunikasi yang Baik: Membangun komunikasi yang terbuka dan harmonis antara anggota keluarga akan menciptakan suasana yang kondusif untuk pertumbuhan akhlak yang mulia. Diskusi tentang nilai-nilai moral dan etika dapat dilakukan dalam suasana yang santai namun bermakna.

4. Pendidikan Tasawuf: Tasawuf menekankan pentingnya penyucian jiwa (tazkiyat al-nafs) dan pengembangan sifat-sifat terpuji. Keluarga dapat memperkenalkan konsep-konsep tasawuf kepada anak-anak untuk membentuk kepribadian yang luhur dan berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun