Pentingnya Pendidikan Agama Islam untuk Kehidupan Manusia
Pendidikan agama merupakan proses penting dalam mengembangkan dimensi spiritual peserta didik. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, setiap siswa berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan keyakinan mereka, yang diajarkan oleh pendidik seagama. Pendidikan agama bertujuan untuk membentuk karakter, etika, dan moral siswa, serta mendorong kerukunan antar umat beragama.
Kemudian, Islam adalah suatu ajaran yang komprehensif yang membimbing dan mengarahkan kehidupan manusia. Ajaran ini terdiri dari aqidah, syariah, akhlak dan dakwah yang tidak hanya mengatur masalah ibadah mahdhoh saja, tetapi islam juga mengatur dalam aspek linier kehidupan. Oleh karena itu, melalui Pendidikan agama hidup kita akan terarah dan akan memiliki ketaatan kepada allah swt yang sejalan lurus antara pengetahuan dan perbuatan. (Sujarwo dan Muhammad Akip, 2024)
Maka Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya terencana untuk membimbing peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam. Ini mencakup pengajaran nilai-nilai akhlak, sikap toleransi terhadap agama lain, dan pembentukan karakter yang baik. PAI dilaksanakan di semua jenjang pendidikan, dari dasar hingga perguruan tinggi, dengan tujuan menghasilkan individu yang beriman dan bertakwa. Proses pembelajaran PAI melibatkan interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Agama seringkali menjadi bahan terjadinya permasalahan, namun ia juga menjadi bahan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di antara masyarakat. Oleh sebab itu, agama menjadi urgensi pada saat kondisi-kondisi tersebut untuk dipahami dan dijadikan penyelesaian dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang relevan. Dan dalam pembahasan ini pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis adalah cara pandang atau sudut pandang yang digunakan untuk memahami berbagai fenomena atau masalah dalam kehidupan manusia dengan melihatnya dari perspektif sosial. Sederhananya, kita mencoba memahami sesuatu dengan melihat bagaimana hal itu berhubungan dengan masyarakat, kelompok sosial, dan interaksi antar individu di dalamnya, berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer, ilmu ini digunakan sebagai salah satu dari metode-metode yang mengajarkan dan mengkaji agama. Kenapa agama?, karena agama mempengaruhi individu-individu dan hubungan-hubungan sosial. Hal ini memiliki tujuan untuk mengimplementasikan pemahaman ajaran agama dalam kehidupan yang universal. Pendekatan ini mencoba memahami keagamaan seseorang. Pendekatan ini menjadi pendekatan dan petunjuk bagi masyarakat sebagai penerang dalam menghadapi problematika dan untuk memahami apa yang mereka yakini dari pengetahuan agama tersebut. (Rifai Moh, 2018)
Implementasi dari Pentingnya Pendidikan Agama Islam Untuk Manusia
Latar Belakang Perlunya Manusia Beragama
Ada tiga alasan yang melatar belakangi pentingnya manusia memiliki agama dalam kehidupnnya. Ketiga alasan yang menjadi latar belakang (Nata : 20) tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut yaitu:
Pertama, fitrah manusia.Dalam konteks hal ini di antara ayat al-Qur’an dalam surat ar-Rum ayat 30 bahwa ada potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia. Dalam hal ini dapat ditegaskan dan dijabarkan bahwa insan adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Manusia secara kodratnya sebagai ciptaan Tuhan yang bentuknya sempurna dibandingkan makhluk lainnya sudah dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan Allah yang ada di alam semesta ini.
Kedua, kelemahan dan kekurangan manusia. Menrut QuraishShihab, bahwa dalam pandangan al-Qur’an, nafsdiciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Hal itu dijelaskan dalam surat al-Syams ayat 7-8, yang artinya “Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kafasikan dan ketaqwaan”. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan keadaan yang sempurna sehingga dia bisa mengetaahui mana perbuatan fasik dan perbuatan taqwa.