Bengkulu- Hoaks atau berita bohong saat ini sering menghiasi media massa, khususnya media sosial. Karena itu, masyarakat khususnya generasi milenial diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam menerima informasi.
"Jika ada berita, harus difilter terlebih dahulu. Lakukan cek dan ricek jika berita itu meragukan," kata Kontributor Kompas.com Firmansyah dalam Seminar Menepis Propaganda Hoaks dan Ujaran Kebencian di Truly Cafe, Jumat (4/1/2019) malam.
Firmansyah juga memberikan masukan dalam menepis hoaks dan ujaran kebencian. Caranya dengan tidak mudah memercayai setiap berita.
"Terpenting lagi jika mendapatkan berita hoaks cukup sampai di kamu saja dan jangan diteruskan," sarannya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kehumasan dan Layanan Informasi Publik Dinas Kominfo dan Persandian Kota Bengkulu Nugroho Tri Putra dalam seminar ini menyampaikan, hoaks bisa menimbulkan efek merugikan suatu pihak. "Hoaks dapat memberikan reputasi buruk terhadap seseorang, menyebarkan fitnah, menimbulkan konflik sosial, serta mampu memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.
Disampaikan pula, pada umumnya penyebaran berita hoaks dilakukan secara sadar yang bertujuan untuk menggiring opini tentang ketidakbenaran agar dianggap menjadi benar.
"Contohnya, jika ada pemberitaan tentang pejabat selingkuh tetapi tidak ada bukti itu sama saja dengan fitnah. Fitnah ini ada dua bentuk, fitnah lisan dan fitnah tulisan. Hoaks yang dikemas dalam tulisan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh generasi milenial tanpa adanya proses filter," terangnya.
Karena itu, sambungnya, setiap individu yang menerima informasi harus memiliki kemampuan menganalisa terhadap semua informasi yang diterimanya. "Generasi milenial harus punya literasi yang baik. Selain itu, mari kita selalu menulis baik, bicara baik, dan berprilaku baik," ajaknya.
Nugroho Tri Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H