Di tengah keterasingan, aku mencoba memaknai persahabatan dan di kala kesulitan menghimpit aku berusaha merenungkan tafsir Kesetiaan...
Di tengah gangguan bersosialisasi aku berjuang mengurai benang kusut kejujuran dalam pergaulan...
Memang benar kata para ulama sahabat ada empat,
Pertama, teman laksana makanan yang dibutuhkan untuk kehidupan.
Kedua, teman laksana obat yang dibutuhkan saat kesakitan.
Ketiga, teman laksana racun amat bahaya bila ditelan.
Keempat, teman laksana virus senantiasa menularkan penyakit saat berdampingan.
Para ulama salaf, waspadalah bersahabat dengan banyak orang, karena mereka pada umumnya, tidak mudah mentolelir kekurangan, kurang bisa memaafkan kesalahan, mudah mengumbar aib, mudah marah dalam urusan sepele, dan gampang hasud dengan kenikmatan besar maupun kecil. Jangan kamu jadikan seseorang sebagai sahabat sebelum Anda mengujinya dengan lamanya pergaulan, amanah dalam masalah uang, membantumu dalam kesulitan, dan setia dalam bepergian.
Ribuan orang pernah bertegur sapa dan berpapasan denganku, ada yang masih aku ingat namun banyak yang terlupa moga semuanya bisa jumpa di Surga.
Banyak sekali kebaikan yang aku petik dan hikmat yang aku dapatkan dari harga sebuah persahabatan...
Atha berkata, carilah temanmu saat menghilang, barangkali dia sedang sakit perlu ditengok, atau sedang menghadapi kesulitan perlu bantuan atau sedang lupa persahabatan perlu diingatkan.