Dalam rangka mengenalkan dan mengajarkan cara membuat sebuah kerajinan yang memanfaatkan sampah daun menjadi sebuah karya seni yang bernilai ekonomis, Tim KKN UNNES GIAT 3 desa Sambiyan mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan kriya tulang daun kepada remaja desa Sambiyan. Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mendukung terciptanya para pelaku ekonomi kreatif oleh para remaja.
Pelatihan pembuatan kriya tulang daun dilaksanakan pada Rabu (30/11/2022) yang bertempat di Posko KKN UNNES GIAT 3 desa Sambiyan serta dihadiri oleh siswi kelas 6 SDN Sambiyan dan dipandu oleh Maftuhatul Himmah selaku mahasiswi jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.
"Kriya Tulang Daun merupakan sebuah kerajinan yang memanfaatkan sampah daun menjadi sebuah karya seni yang bernilai ekonomis dengan berbagai produk kerajinan yang dapat dibuat misalnya gantungan kunci, hiasan tas, bunga hias, dan lain-lain." tutur Himmah selaku pemandu acara dan penanggung jawab program kerja pelatihan kriya tulang daun. "Bahan dasar dari kriya tulang daun ini adalah daun bertulang keras yang sudah tua seperti daun mahoni, daun sirsak, daun durian daun beringin, dan lain-lain" jelasnya.
Pembuatan kriya tulang daun ini terbilang cukup mudah. Namun, untuk membuat sebuah kriya tulang daun juga diperlukan kesabaran dan ketelitian. Dalam proses pembuatannya, daun direbus menggunakan KOH yang telah dilarutkan terlebih dulu dengan perbandingan 1 sdm KOH : 2 Liter air yang telah di masukkan ke dalam panci stainless. Setelah dilarutkan, masak larutan KOH tersebut menggunakan kompor dengan api sedang hingga mendidih, kemudian api kompor dikecilkan lalu daun dimasukkan sedikit demi sedikit. Proses perebusan berlangsung selama 15 sampai 90 menit tergantung dari jenis daun yang digunakan.
Kemudian daun yang telah melunak dan warnanya yang berubah menjadi coklat serta mengelupas, dapat ditiriskan dalam wadah lalu disikat menggunakan kuas lembut hingga hanya tersisa tulang daunnya saja.
Tulung daun lalu direndam dalam campuran air dengan pemutih Bayclin dengan perbandingan 1 : 2 selama 30 -- 40 menit. Setelah direndam, daun dikeringkan di atas koran.
Kemudian tulang daun dapat diberi warna sesuai dengan yang dinginkan menggunakan pewarna pakaian (Wenter Bubuk). Pewarna diencerkan terlebih dahulu dengan air hangat. Lalu tulang daun digulung dan diikat 20 -- 25 lembar dan dimasukkan ke wadah berisi air hangat. Setelah tulang daun basah, daun dapat diwarnai dengan warna yang diinginkan.
Hasil dari pembuatan kriya tulang daun ini sangat bermacam-macam, ada yang berbentuk gantungan kunci, hiasan tas, bunga hias, hiasan ruangan, souvenir seserahan, dan lain-lain. Harapan dengan diadakannya kegiatan ini adalah agar para remaja desa Sambiyan mampu berkreasi dengan memanfaatkan sampah daun menjadi sebuah karya seni yang bernilai ekonomis dan dapat diperjualbeilkan.