Entah karena gerah atas berbagai kritikan atau karena memiliki agenda tertentu, Presiden ke-6 Indonesia, SBY tiba-tiba memaparkan keberhasilan kepemimpinannya selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden di depan acara kader Partai Demokrat. Memang dia menyampaikan dalam sebuah acara internal partai yang berarti sah-sah saja. Tapi mengingat acaranya terbuka untuk media, sulit menyangkal bahwa SBY melakukannya tidak dalam rangka mengirim pesan politik kepada pihak tertentu. Terutama bagi para kritik yang mengatakan bahwa di masanya SBY tidak melakukan dan tidak ada prestasi apapun.
Dengan gagah SBY menyampaikan keberhasilan-keberhasilan pemerintahan 10 tahunnya dalam balutan infografis yang memukau, seperti peningkatan PDB serta cadangan devisa Indonesia menjadi ekonomi terbesar ke-15 di dunia, rasio utang pemerintah terhadap PDB yang turun hampir 55 persen, peningkatan pendapatan per kapita dari $1.188 menjadi $3.000, GDP Growth (pertumbuhan ekonomi) yang tertinggi nomer 2 di antara negara anggota G-20, turunnya jumlah penggangguran, perkembangan UMKM, dan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi ikan nasional.
Sekilas tentu memukau data-data makro yang SBY sebut sebagai fakta. Tapi…semuanya tampak bagus On-paper atau di atas kertas. Kenyataannya di lapangan, di dunia nyata, selama 10 tahun periode SBY banyak keluhan tentang Indonesia yang sangat kurang dikembangkan. Apalagi dalam bidang infrastruktur. Tidak usah keluhan rakyat Indonesia, semua pengamat internasional sepakat mengatakan pertumbuhan Indonesia terhambat salah satunya karena infrastruktur Indonesia dalam kondisi parah di tahun 2014.
Dan lucunya memang tidak usah kita paksa banding-bandingkan, gaya pembangunan pemerintahan Jokowi seperti otomatis kebalikan dari SBY. Dalam hampir dua tahun kepemimpinan Jokowi, pembangunan Indonesia terlaksana On-ground (nyata di lapangan), bukan On-paper.
Jokowi terus mengulang bahwa pembangunan Indonesia sekarang Indonesia Sentris, bukan lagi Jawa Sentris. Dia bercanda sempat dipanggil Presiden Groundbreaking karena banyak menghadiri acara groundbreaking proyek-proyek infrastruktur. Hasilnya? Dalam waktu kurang dari dua tahun, sudah terbangun lebih dari 100 km jalan tol di sekitar Indonesia. Padahal sebelum tahun 2014 rata-rata pembangunan jalan tol di Indonesia hanya 25 km per tahun. Bendungan sudah ada lima yang terselesaikan dalam waktu kurang dari dua tahun. Sebelumnya banyak proyek bendungan yang sudah berdekade umurnya tidak selesai juga. Untuk bandar udara, sudah ada 15 bandara yang terbangun di tahun pertama pemerintahan Jokowi.
Memang gaya Presiden ke-6 dengan Presiden ke-7 berbeda. Baik dari segi fisik, gaya Bahasa, simbol politik, sampai hasil pembangunannya. Satu On-paper, satu lagi On-ground. Mungkin masih ada orang yang masih pro On-paper. Tapi untuk masa depan Indonesia, baiknya hasil pembangunan pemerintah terasa On-ground.Â
Salam
Saya yang senang hidup On-ground :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H