Mohon tunggu...
adi nugroho
adi nugroho Mohon Tunggu... -

manusia yang tak kunjung pandai

Selanjutnya

Tutup

Money

Salah Satu "Start Up" Kreatif

9 Maret 2017   00:32 Diperbarui: 9 Maret 2017   10:00 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyaknya Startup bermunculan dari bergai bentuknya seperti mengikuti perkembangan zaman saat ini yang mungkin sudah dikatakan berubah menjadi dunia digital. Kemudahan akses dalam berbagai bidang menjadikan banyak startup mendulang kisah sukses. Hal tersebut dirasa bukan hal mustahil jika dilihat semakin beragamnya kebutuhan manusia yang semakin banyak.

Misalkan kebutuhan manusia akan transportasi atau perpindahan sebagai bentuk manusia yang dinamis kemudian dipermudah adanya beragam aplikasi penyeda jasa ojek online. Kebutuhan informasi atas dasar sosialisasi dan rasa keingintahuan yang besar pun disediakan oleh berbagai aplikasi dan media bersosialiasai bagi setiap individu. 

Berniaga misalkan. Tentu hal itu sudah banyak dirasakan semenjak jaman entah kapan. Dimulai dari barter sampai dengan pertukaran barang dan bahkan alat tukar (uang) yang bisa dikatakan tidak nyata. Tidak nyata karena barang yang dibeli secara online dan uang pun tidak berada di tangan.
Hal ini mendorong berbagai macam kebutuhan atau bahkan seluruh kebutuhan sudah disediakan aplikasi. Bahkan aplikasi juga banyak membuat sebuah ketidakbutuhan menjadi sebuah kebutuhan. Salah satu start up yang sedang gencar lainnya adalah di bidang fintech. startup fintech dalam bidang P2P Lending (peer-to-peer lending) secara singkat, P2P lending bisa dibayangkan sebagai sebuah perusahaan yang mempertemukan para pemberi pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman (borrower) jadi satu.

Seperti dilakukan Mandiri Capital yang menggaet Amarta, yang menjadi salah satu model bisnis sangat penting bagi perekonomian kita, karena mampu memberikan solusi untuk menyentuh masyarakat unbanked. Pengalaman lebih dari tujuh tahun di segmen pembiyaan mikro, jaringan yang kuat di pelosok daerah dan leadership team yang tangguh, Amartha sendiri mendukung visi Bank Mandiri untuk meningkatkan inklusi keuangan ke seluruh tanah air dan akan terjadi sinergitas antara keduanya dalam memberikan fasilitas bank kepada masyarakat di pelosok.

Sebagai contoh calon peminjam biasanya memerlukan modal untuk keperluan membuka warung atau budidaya ikan. Melalui platform Amartha, yang menjembatani mereka sehingga dapat memperoleh pinjaman antara Rp 3-10 juta. Meskipun jumlah tersebut dinilai kecil, namun hal tersebut dipercaya dapat menciptakan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia di piramida bawah.

Direktur Keuangan Mandiri Capital Indonesia Hira Laksamana menambahkan, Mandiri Capital akan memprioritaskan perusahaan rintisan yang bergerak di teknologi keuangan dalam memberikan injeksi. Sebab, ke depan teknologi keuangan, khususnya P2P Lending akan menjadi industri unggulan yang menyikapi perkembangan pinjaman online.

Apalagi saat ini pertumbuhan perusahaan rintisan Indonesia, khususnya di bidang fintech merupakan yang kedua terbesar di ASEAN setelah Singapura. Sementara itu, CEO dan pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, Amartha dapat menambahkan value sebagai salah satu portofolio investasi MCI karena melalui Amartha, pihaknya telah memodernisasi segmen mikro.

“Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs www.jadimandiri.org"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun