Daya tarik yang dimiliki oleh suatu desa ternyata beraneka ragam. Apalagi dengan pesona desa wisatanya. Banyak yang belum menyadari potensi dari pasar tradisional di daerahnya. Dari pasar kita belajar, tidak hanya tentang transaksi jual beli yang terjalin tapi juga kultur yang terbangun. Kebiasaan yang terbentuk, keunikan yang tertanam atau malah keaslian yang telah melekat di dalam pasar rakyat.
Jelajah Desa Wisata Rejowinangun dan Festival Pasar Rakyat di Pasar Legi Kotagede yang menjadi bagian dari rangkaian program Festival Kreatif Lokal 2022 di kota Jogja, sukses menyedot perhatian. Pada kesempatan yang sama, Desa Rejowinangun juga mendapat predikat sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara.Â
Selain kegiatan Jelajah Desa Wisata dan Festival Pasar Rakyat, kegiatan yang diinisiasi oleh Kemenparekraf RI dan Adira Finance ini juga mengadakan berbagai kegiatan, di antaranya pelatihan dan pendampingan Desa Wisata Kreatif, serta peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat pasar.Â
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut merupakan bagian dari Festival Kreatif Lokal yang diadakan di 5 desa wisata di wilayah Jawa dan Bali, mulai dari September hingga November 2022.Â
Dari letak geografisnya desa wisata Rejowinangun berada di kelurahan Rejowinangun dan kecamatan Kotagede. Desa wisata ini sangat berdekatan dengan objek wisata Kebun binatang (bonbin) Gembira Loka. Dengan adanya potensi dan atraksi edukasi agrowisata saat ini justru banyak diminati dan dikunjungi oleh anak-anak sekolah maupun visitor (pengunjung) studi banding dari berbagai daerah baik dari luar DIY maupun dari instansi pemerintah daerah di luar Pulau Jawa.Â
Atraksi yang paling diminati antara lain kegiatan tata kelola pertanian kota, pembuatan kuliner keripik berbahan dasar aneka macam daun yang kini sudah mencapai lebih dari 200 jenis daun. Bahkan kegiatan pembuatan kripik berbahan dasar aneka macam daun tersebut telah mendapatkaan penghargaan dari MURI. Selain itu banyak juga yang berminat dalam membatik dan pembuatan jamu gendong.
Dalam bidang seni budaya, adat dan tradisi Desa Wisata Rejowinangun memiliki gelaran budaya Upacara Adat "Wiwitan". Sebuah adat dan tradisi yang terkait dengan olah pertanian yaitu upacara mengawali panen padi yaitu ritual pemotongan padi dengan menggunakan alat yang disebut "Ani-ani". Dalam tradisi tersebut dilengkapi dengan pernak pernik aneka makanan tradisional sebagai syarat dan sega wiwit pun selalu hadir di sana.Â
Upacara adat tradisi wiwitan ini dirangkaikan dengan gelaran kirab budaya dan gelar seni pertunjukan wayang kulit sebagai ungkapan kegembiraan warga atas hasil panen yang melimpah sekaligus ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.Â
Bukan tanpa alasan Rejowinangun dipilih sebagai salah satu Desa Wisata Ramah Berkendara karena telah memenuhi kriteria pendukung yang meliputi infrastruktur seperti jalanan beraspal, penerangan lalu lintas, stasiun pengisian bahan bakar, dan bengkel otomotif, sumber daya manusia termasuk pelaku ekonomi kreatif, pengelola dan pemandu wisata, serta ekosistem pariwisata yaitu tempat wisata, akomodasi, ataupun fasilitas lainnya.
Pada program tahun ini, pihak Adira Finance kembali mengajak teman-teman komunitas motor untuk mengeksplorasi berbagai destinasi unik di Desa Wisata Rejowinangun. Melihat jarak tempuh yang kini relatif lebih pendek dan waktu yang lebih singkat, dimana masyarakat mencari destinasi wisata yang tidak jauh dari rumah dan dapat dengan mudah dikunjungi dengan kendaraan seperti mobil atau motor.Â