Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangkal Ancaman Bangsa Wujudkan Desa Bersih Narkoba

14 Desember 2018   19:05 Diperbarui: 14 Desember 2018   19:12 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narkoba menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi masyarakat. Tak hanya di seluruh penjuru dunia saja tapi juga di Indonesia. Entah sejak kapan barang haram tersebut dengan mudahnya memasuki nusantara dan menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa. Tak hanya kalangan selebritis, publik figur hingga para pelajar ikut menjadi korbannya tapi juga para aparat dan pejabat tinggi negara terbius modus iblis sang penyabut nyawa.

Menurut hemat saya gaya hidup (lifestyle) di negara barat sana dengan pemahaman sex, drugs and rock n' roll yang dianut oleh kebanyakan para kaum Hippies menjadi faktor pemicunya. Penyebarannya yang masif begitu kuat mempengaruhi secara militan dan simultan. Ditambah lagi berkembangnya teknologi dan informasi memang membantu pekerjaan manusia namun celakanya turut mempermudah akses transaksional barang haram tersebut. Stress atau tekanan hidup dan pergaulan menjadi alasan klisye pada akhirnya sebagian orang jatuh cinta dan mengenal narkoba.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya baik sumber daya alam dan manusianya. Hal ini terlihat dari negara kepulauan terbesar dan memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Selain itu memiliki jumlah penduduk atau populasi nomor keempat terbesar di dunia dan disinyalir menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke 15 di dunia. Namun dengan prestasi tersebut di atas, kita jangan jadi cepat berbangga hati. Kita harus selalu mawas diri dan berevaluasi. Pada kenyataannya di era globalisasi seperti sekarang ini justru bangsa kita dihadapkan pada banyak tantangan dan ancaman.

Ancaman di jaman kiwari ini tak sekedar berasal dari lingkup internal namun juga eksternal. Dalam ranah internal, ledakan populasi yang berimbas pada bonus demografi memunculkan banyak gerakan separatisme, kasus korupsi, konflik komunal/ SARA serta kesenjangan sosial ekonomi. Lebih global lagi dari sektor luar terjadi ancaman seperti penetrasi budaya asing, dampak perang dagang negara China-AS dan juga gangguan keamanan internasional termasuk penetrasi ideologi transnasional.

Dari kedua lingkup tersebut tak terelakkan lagi narkoba atau drugs ikut menyerang lini-lini kehidupan bangsa. Masalah ini bertambah kompleks sehingga pada era di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi diberlakukan status Indonesia Darurat Narkoba. Pemberlakuan tersebut bukan tanpa alasan. Persoalan narkoba dianggap menjadi masalah yang lebih mengerikan daripada kasus korupsi atau terorisme karena dianggap merusak otak dan tidak ada yang bisa menjamin kesembuhan. Selain itu seluruh lapisan masyarakat tak terkecuali para aparat dan pejabat turut terkontaminasi. Dengan adanya jumlah temuan jenis baru sejak Maret 2018 tanpa disadari narkoba telah menyebar ke seluruh wilayah pelosok tanah air dan menyasar kalangan remaja dan anak-anak. Betapa merugi dimana sebanyak 30 orang meninggal dunia per harinya. Bukan tidak mungkin perlahan-lahan berpotensi akan berimbas pada kehilangan generasi terbaiknya.

Apa yang Terjadi di Desa?

anaksantai.com
anaksantai.com
Ancaman narkoba tak hanya menyerang kaum urban atau terjadi di lingkup perkotaan tapi mirisnya berkembang hingga ke pedesaan. Hal ini dibuktikan dengan temuan lahan pertanian tanaman jenis ganja dan sabu. Tambah lagi berdasarkan data KKP tercatat sebanyak 25.224 desa di daerah pesisir ikut kebagian getahnya dengan adanya penyelundupan narkoba melalui jalur laut. Kesenjangan ekonomi yang terjadi antara desa dan kota turut menyumbang kegiatan ilegal tersebut.

Badan Narkotika Nasional atau yang disingkat BNN lantas tidak tinggal diam. Sebagai institusi yang berwenang untuk memberantas narkoba telah mengupayakan banyak langkah mulai dari tindakan pencegahan hingga penanganan pemulihan. Termasuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sosialisasi Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif) dan Menanggulangi Penyalahgunaannya.

Para Narasumber dan Moderator (dokpri)
Para Narasumber dan Moderator (dokpri)
Pada awal Desember kemarin BNN menginisiasi acara yang bertemakan Forum Diskusi Trending Topic untuk yang kesekian kalinya dengan judul "Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Dalam Rangka Menuju Desa Bersih Narkoba". Pada kesempatan tersebut turut mengundang beberapa keynote speaker di antaranya Kepala BNN Bapak Komjen Pol. drs. Heru Winarko SH dan Bapak Ansar Husen selaku Plt Inspektur Jenderal Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi untuk memberikan paparan atau presentasi terkait Program Desa Bersih Narkoba. Acara ini dimoderatori oleh Ibu Ira Defina dan dihadiri para rekan media, bloger dan pegiat atau aktivis Anti Narkoba di Hotel Sultan, Jakarta.

Para peserta forum diskusi (dokpri)
Para peserta forum diskusi (dokpri)
Hal ini sebagai tindak lanjut hasil kegiatan yang dilakukan oleh Kemendesa PDT dan Transmigrasi bekerjasama dengan BNN dalam mendeklarasikan Gerakan Desa Bersih Narkoba pada tanggal 29 November.

dokpri
dokpri
Dari situ lahirlah penyusunan Pedoman Pengembangan Desa Bersih Narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun