Ada perkembangan yang layak diapresiasi terhadap penanganan wabah covid19 ini. Di satu sisi pernah ditemukan adanya ambulance yang dilempar batu oleh penduduk akibat hoaks yang menyatakan bunyi sirine hanya untuk menakut-nakuti dan tidak ada pasien di dalamnya.
Di sisi lain, tumbuh kesadaran meningkat di kalangan masyarakat atas kesiagaan terhadap wabah covid19. Sebagian warga membentuk pusat informasi dan saling bertukar informasi dari sekitar serta saling mendukung untuk terus disiplin protokol, saling berdoa untuk sehat, dan sebagainya.
Hal yang sama terjadi di Puskesmas sebagai sentral informasi grass roots pasien covid19.
Ada puskesmas yang respon cepat terhadap penanganan pasien, ada juga yang masih agak lambat. Satgas Covid19 di tingkat Kabupaten/Kota perlu memonitor lebih cermat cepat dan akurat.
Kecepatan ini diperlukan manakala informasi pasien covid19 disebarluaskan ke pihak RT/RW, maka begitu dinyatakan sehat sembuh negatif dari covid19 maka juga perlu dengan cepat didistribusikan.
Dan jika Surat Keterangan Sehat tidak cepat didistribusikan, maka di tingkat akar rumput, informasi dapat diolah dengan bias (salah sangka) sehingga data pasien sembuh masih "digantung" seakan-akan masih sakit sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga pasien, atau pun tetangga yang menduga pasien masih positif.
Siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap ini?
Tentu saja Tim Satgas Covid19 yang bisa jadi melibatkan sebagian pengurus RT/RW secara personal.
Alhamdulillah saya tinggal di Gresik yang sejauh ini aman dan kejadian tidak seluarbiasa dibandingkan dengan daerah lain.
Meskipun berdasarkan informasi, sebagian orang tetap ada juga sedang mengalami isolasi mandiri karena positif.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!