Sudah berapa kali Anda mengeluarkan hewan kurban dalam arti donasi untuk hari Iedul Adha? Saya yakin dan percaya sebagian sudah secara rutin donasi hewan qurban. Bahkan bisa tampak berlebihan. Meskipun semoga ikhlas dan mendapatkan pahala qurban.
Contoh sebut saja Raden Mas Bejo Bin Slamet. Sudah bejo masih slamet lagi. Sungguh mulyo mukti wibowo. Semoga demikian dengan berkelimpahan ridha Hyang Maha Esa.
Selain ia sudah berqurban senilai 1 ekor sapi, dirinya masih diajak-ajak masuk dalam berbagai kelompok qurban. Di tempat komunitas kampung lain, dia ikut 1/7. Sementara di komunitas yang berbeda, ikut juga 1/7. Selain itu ia masih pula diajak-ajak untuk beli produk jahe instan promosi pandemi sehingga harus alokasi dana juga.
Belum lagi autodebet ke lembaga Sosial yang dipotong setiap bulan.
Orang seperti Bejo bin Slamet itu saya yakin semakin banyak adanya.
Semoga berlimpah barokah.
Pertanyaannya, apakah perilaku sikap dan nilai tersebut akan terus lestari dan diikuti oleh banyak orang?
Semoga demikian. Namun sebagian orang, jangankan berqurban dengan harta atau bahkan jiwa, diminta mengunakan masker saja ada yang sulitnya minta ampun.
Saya pernah menjumpainya. Seorang sahabat rajin membawa masker, dan siap memberikan kepada orang yang dijumpai di kelompok jamaah yang ketahuan tidak menggunakan masker.
Lho.. sudah diberi gratis, tapi masker tersebut hanya dijepit di antara saku bajunya.