Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar kepada Papua Nugini

1 Juli 2021   14:33 Diperbarui: 1 Juli 2021   14:37 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Papua Nugini pernah diwartakan oleh Nash Daily sebagai negara yang jarang dibicarakan dunia. Tempatnya memang satu pulau dengan Indonesia, namun orang lebih mengenal Freeport Papua dan Raja Ampat Papua ketimbang Papua Nugini yang konon lebih didominansi politik Australia.

Dari diary Agustinus Wibowo sebagaimana dimuat di Kompas edisi (1/7/2021) dapat diketahui 3 hal utama sedang terjadi di Papua Nugini;

(1) Angka resmi pengangguran 2,6%, namun banyak orang usia muda  yang tidak tampak bekerja alias menganggur. Apakah mereka tidak berpendidikan? Ternyata tidak juga. Dari 100 menejer, hanya 1 atau 2 saja yang warga lokal.

(2) Keamanan dan sosial yang masih memprihatinkan. Bisnis di Papua Nugini dikabarkan terhambat karena biaya yang tinggi untuk menghadapi kriminalitas dan kekerasan. Bahkan ada yang sering dicuri oleh staf sendiri.

(3) Kompetensi teknis yang memprihatinkan. Bukan hanya manajerial, bahkan teknis pun masih memprihatinkan. Ada contoh ekstrim di mana warga lokal membungkus parcel dikerjakan 2 orang selesei dalam 1 hari, sementara pemagang Indonesia 1 orang sehari bisa selesei 8 parcel.


Dan sekarang adalah tahun 2021 di tengah pandemi yang menggigit. Belajar kepada Papua Nugini, apakah masih ada hasrat untuk menjadi negara bagi Papua - Irian sementara kesejahteraan saat ini di Papua Barat sangatlah tinggi dibandingkan Papua Nugini?

Bahwa dari kisah A Wibowo, Papua Indonesia jauh lebih berjaya dibandingkan dengan negera tetangga. 

Jayalah selalu Indonesiaku mu kita (1/7/2021-Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun