Tips atau tutorial menghindari risiko penjiplakan atau plagiarisme sudah banyak dikaji dan dilakukan oleh penulis atau sastrawan terkenal. Namun demikian masih saja ada jejak-jejak menjiplak yang akhirnya mengemuka di publik.
Kalau penulisnya sudah kadung almarhum seperyti Chairil Anwar, maka meski pernah dituding menjiplak ya tetap dikenal sebagai penyair mega dahsyat. Apalagi memang pilihan diksi kata dan sihir bahasa, memang sangat bermakna dan seakan-akan memiliki jiwa.
Lha dalahnya kok ya barusaja ada sastrawan kekinian yang dituding berkarya hasil penjiplakan. Jebulnya jiplak menjiplak juga masih menghantui sastrawan kita meski dengan banyak dalih dan argumentasi setelah viral.
Namun editor langsung melakukan langkah mematikan yakni menghapus karya tersebut, dan masih berisiko kalau ada Dewan Etika Sastrawan, maka akan diadili dengan sesadis sadisnya. Hehehe.. biar dramatis..
Silakan melihat berita ini karena ada yang tidak tega sastrawan sebesar beliau bisa terkena kasus penjiplakan.
Dunia kampus juga tidak kalah rame dengan kasus plagiarisme.
Misalnya dalam link yang bisa ditelusuri sebagai berikut: Doktor kok plagiat?
Makanya tips ini hanya ditujukan bagi mahasiswa S1 dan S2 saja, bagaimana menghindari plagiarisme. Seperti mahasiswa saya yang sempat panik karena berulang kali dihapus oleh Pak Admin Kompasiana gegara tuduhan copas juga.
Nah, mari kita lihat tips singkat sebagai berikut:
(1) Jujur dalam menulis dengan menyertakan rujukan yang benar.