Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perkenalkan Namaku Nara Isvhara; Kisah Yoga dan Budha

26 Mei 2021   11:15 Diperbarui: 26 Mei 2021   11:39 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak banyak yang tahu bahwa saya punya nama India yang saya peroleh dari seorang Dada pengajar Yoga Asanas ketika latihan meditasi di Kaliurang Yogyakarta seputaran tahun 1991/1992. 

Waktu itu saya melaksanakan observasi partisipan untuk sebuah riset kelompok mahasiswa mengenai efektivitas meditasi transendental terhadap penanganan stress pada wanita bekerja. Berawal dari itu saya berinteraksi dengan Dada dan Didi yang berkebangsaan India dan Srilangka. Semua bersorban untuk yang laki-laki, sedangkan yang wanita berpakaian biasa tanpa sorban. Jubah yang dominan warna oranye meskipun kadang bisa juga menggunakan jubah putih. 

Jadi sekedar cerita, saya masuk ke kelompok Yoga Asanas memang semata untuk penelitian bukan menganutnya sebagai sebuah keyakinan spiritual. Di sisi lain, saya malahan menemukan ada beberapa aktivitas fisik yang serupa dengan kaum muslim meskipun dalam hal ini akhirnya yang berbeda adalah pijakan ideologi pemikirannya. 

Sementara kebanyakan orang mengikuti pelatihan yoga karena manfaat fisiknya, latihan yoga dapat bermanfaat bagi kita dalam berbagai cara lain. Yoga berakar dalam pada spiritualitas dan banyak postur memiliki tujuan yang lebih dalam yang melampaui peregangan dan penguatan otot sederhana. 

Efek holistik yang diperoleh melalui yoga memungkinkan para praktisi untuk tidak hanya meningkatkan kekuatan dan kelenturan fisik, tetapi juga emosi, mentalitas, dan konsentrasi mereka.

Ilmu kuno ini jauh melampaui aspek fisik belaka, dengan cara memperdalam hubungan antara pikiran, tubuh dan yang terpenting dari semuanya, roh. Aspek spiritual yoga dapat membantu para yogi mengembangkan integrasi batin serta kesatuan dengan Kesadaran Tertinggi. Dan semuanya dimulai dengan tubuh dan asana atau postur tubuh.

Dalam yoga, alam dan lingkungan yang mengelilingi kita sangat penting, disaksikan dalam banyak istilah Sanskerta dan Inggris untuk asana (postur) yang berasal dari hewan dan tumbuhan, dan yang berkaitan dengan karakteristik atau kualitas khusus mereka, seperti Teratai misalnya. . Selain itu, beberapa menerima inspirasi dari Bumi dan yang lainnya berakar pada spiritualitas kuno. Namun, setiap nama memiliki makna yang lebih dalam dan tersembunyi.

Latihan yoga yang baik adalah yang memungkinkan para praktisi mencapai kedamaian - dengan diri mereka sendiri dan dunia luar yang mereka tinggali. Aspek spiritual yoga menekankan pencapaian kedamaian dan kejernihan pikiran, sementara menyempurnakan postur tubuh adalah hal yang terpenting.

Ketika kita berlatih yoga dengan pandangan spiritual, kita mengakui bahwa tujuan akhirnya adalah transformasi dan kebangkitan Jati Diri kita yang sebenarnya. Kebangkitan Diri berarti menyadari potensi tertinggi kita. Menyadari potensi tersembunyi kita memungkinkan kita untuk mengekspresikan kepenuhan esensi ilahi kita dan dengan demikian memberikan kontribusi sebesar mungkin kepada dunia.

Berlatih yoga dengan tujuan akhir ini pada akhirnya akan mengarah pada pemenuhan spiritual, keadaan kebahagiaan yang luar biasa. Praktik yoga yang ditujukan pada integrasi total mencakup gaya hidup tertentu, praktik welas asih dan kebaikan, pola makan vegetarian atau vegan, dan semua ini memainkan peran penting dalam pemenuhan tujuan di atas.

POINTER PEMBELAJARAN 

Kembali ke cerita saya, setelah mempelajari Yoga dengan dinamika spiritual maupun fisiknya, sedikit ada pointer pembelajaran yang semoga dapat bermanfaat. 

(1) Inisiasi sebagai kelahiran kembali 

Well...., sebenarnya pemberian nama India atau Yoga's name, adalah prosesi inisiasi. Ada teman saya yang diberi nama Arjun, karena ketika proses  meditasi membayangkan dirinya adalah kesatria, yang menandakan alam bawah sadar doeloe dia adalah inkarnasi Arjun. Ada juga yang diberinama Krishna, karena membayangkan dirinya seperti guru komunitas dan terampil berwicara kebijaksanaan. 

Nah, ketika saya disuruh meditasi, saya ditanya apa yang saya lihat? Saya mengatakan seorang duduk menghadap langit memandang kosong di tengah alam samudera yang luas hening. Sejatinya saya membayangkan juga seperti filsuf yang duduk di bulatan bumi, tangan bersedeku seperti di buku filsafat itu.

Lha akhirnya saya diberi nama "Nara Isvhara", yang disingkat Naresh. Ya alhamdulillah punya nama lain dari India untuk variasi perbincangan hidup atau permenungan. Jangan-jangan memang darah saya dari India ya.. Hehe...

(2) Half Bath sebelum memulai Aktivitas 

Saya yakin pelaku yoga fisik atau senam yoga tidak begitu familiar dengan half bath (setengah mandi). 

Aktivitas ini dilakukan dengan cara membasuh tangan, muka, lengan dengan percikan air sekedarnya asal basah dan menyejukkan. Tidak perlu membuka baju, cukup basahi bagian tubuh yang nampak khususnya tadi. 

Saya tercengang karena bukankah ini mirip dengan wudhu bagi muslim?

Hanya kalau di Yoga tidak dikenal mandi jinabah atau mandi besar, karena ada kemungkinan kalau mandi cara doeloe adalah dengan berendam di Sungai Gangga. 

Namun dalam khasanah muslim dikenal mandi besar (jinabah), mandi kecil atau wudhu atau mirip dengan half bath ini, dan tayamum atau bebersih dengan debu. 


Tujuannya half bath adalah penyesuaian suhu tubuh dengan dinginnya air, sehingga proses gerakan fisik akan lebih lentur, dan spiritualismenya akan tenang dan hening. Jadi kalau senam yoga kok dengan teriak dan pekikan, ya namanya bukan yoga beneran tapi senam yang mirip yoga. 

(3) Meditasi heningkan Diri 

Hidup panjang bukanlah tujuan para yogi, tetapi menjalani hidup yang sehat dan panjang memberikan waktu yang cukup untuk menguasai diri sendiri dan untuk mencapai keadaan spiritual tertinggi dari kesatuan - yang merupakan tujuan para yogi. 

Untuk alasan inilah para yogi telah memberikan anjuran tentang bagaimana panjang umur dan bagaimana agar tubuh dan pikiran tetap sehat dan bahagia. Jelas hidup lama dalam tubuh yang tidak sehat dan pikiran yang sakit bukanlah kepentingan siapa pun.

Nah untuk mencapai simpulan-simpulan spiritual yang mengarah ke situ, dibutuhkan latihan lewat meditasi. 

Ada perbedaan mendasar antara meditasi Yoga dan meditasi Budha. Beda namun barangkali semangatnya sama. 

Naskah-naskah Yoga sering mengatakan bahwa kenyataan adalah maya---khayalan yang tidak ada. Ajaran Buddha tidak menegaskan bahwa kenyataan tidak ada, tapi mengatakan bahwa pembayangan-pembayangan kita atas kenyataan bersifat tidak nalar, tidak makul dan problematik.

Yoga adalah tata ketuhanan dengan kepercayaan pada atman (jiwa) dan Brahma (Tuhan pencipta). 

Ajaran Buddha, menurut pemahaman tertentu, menyangkal keberadaan dua hal itu. Budha mengatakan tidak ada lagi yang sempurna kecuali manusia yang purna sempurna meditasinya, sementara Yoga dapat dikatakan seperti manunggaling kawulo lan gusti. Bisa saja ini tafsir ya... namun meditasi ada yang melakukan sekedar heningkan cipta, ada juga yang dengan lantasan fundamental ideologi keyakinan.

Lakum dinukum waliyadin, untukmu keyakinanmu untukku keyakinanku. 

Artinya silakan saja seuai keyakinan, meskipun dalam hal ini fundamental Yoga dan Budha memang berbeda. 

(4) Yoga Asanas Fisik

 Pembaca  mungkin bertanya-tanya mengapa asana atau asanas  tidak terdaftar di bawah latihan. Jawabannya sederhana dan lugas: asana bukanlah latihan, melainkan batin. Kami menyebutnya batin karena pengaruhnya pada tubuh bagian dalam, organ dalam, kelenjar dan terutama cakra jauh lebih penting daripada pengaruhnya terhadap otot dan persendian.

Di Barat kita telah menyamakan istilah "yoga" dengan postur yoga, tetapi pada kenyataannya mereka hanya membentuk sebagian kecil - meskipun penting - bagian dari keseluruhan sistem. Istilah yoga sebenarnya menyiratkan seluruh cara hidup dengan postur yoga sebagai salah satu dari banyak aspeknya.

Dalam bahasa Sanskerta, postur yoga disebut asana. Asana berarti "postur tubuh yang menghasilkan kenyamanan fisik dan ketenangan mental".

Asanas, bila dipraktekkan dengan jumlah pengulangan tertentu dan ditahan untuk jangka waktu tertentu, mempengaruhi kelenjar, saraf, otot, dan semua organ tubuh. Ada banyak manfaat jasmani, tetapi pengaruh yang paling penting ada pada pikiran. 

Praktik asana memberi tekanan pada kelenjar endokrin dan ini menghasilkan regulasi hormon yang disekresikan dari kelenjar tersebut. Hormon terkait erat dengan emosi kita dan keseimbangan emosional yang dihasilkan memfasilitasi konsentrasi.

Jadi meskipun asanas, atau postur yoga mengencangkan otot, meningkatkan kelenturan dan memperbaiki postur melalui penyelarasan, yang lebih penting karena dampaknya pada kelenjar endokrin, mereka menyeimbangkan sekresi hormon dan dengan demikian memulihkan kesehatan psikis dan emosional. 

Itulah mengapa penekanannya bukan pada kekuatan eksekusi, tetapi pada posisi yang tepat, pernapasan yang tepat dan aliran gerakan yang tenang, tetapi terus-menerus, yang pada gilirannya memberikan tekanan pada kelenjar dan organ dalam yang relevan. Jadi, dalam yoga Rajadhiraja, sebagai contoh salah satu nama gerakan yoga,  seseorang tidak hanya mengembangkan kekuatan dan kelenturan, tetapi juga mencapai perasaan sejahtera secara umum.


Menurut salah satu penafsiran Budha, ritual  Yoga sering digambarkan sebagai cara pertapa atau menghindari duniawi, sementara Buddha memberi penekanan kuat dalam mengikuti jalan tengah, tanpa jatuh ke dalam keekstreman kesenangan duniawi (hedonisme) dan jalan ekstreem pertapa.

Konteks muslim, tersebab fundamental muslim adalah tauhid atau ke Tuhan-an Yang Maha Esa, maka prosesi senam yoga dan meditasi sebagian menterjemahkan dalam Shalat Tahajud dan Witir dengan dzikir yang panjang. 

Seorang Kyai dari Madura  pernah diwawancarai mengapa dirinya sangat sehat padahal tidak pernah olah raga, lantas ia menjawab bahwa ketiak orang lain sibuk tidur, ia justru bangun di sepertiga malam terakhir, shalat tahajud dan berdzikir sampai subuh jamaah di masjid. 

Agama dan keyakinan bisa berbeda, namun ada kegiatan yang hampir sama. Tidak harus disamakan, karena memang perbedaan itu diakui dan dihormati. 


Ya meski demikian, ya itu hanya tafsir tafsir saya atas naskah yang saya pelajari. Terbuka untuk diskusi dan sekedar berbagi literasi di tengah perayaan waisyak bagi umat Budha di seluruh dunia.  (26.05.2021/Endepe) 

Referensi: (1) 

Tentang Agama Budha 

...

Tentang Yoga Asanas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun