Pernah dikisahkan bahwa salah satu putri Gus Dur "dilarang" beli barang mahal di mall, namun dibiarkan beli buku yang ternyata harganya lebih mahal dari barang mahal tersebut. Namun karena kecintaan kepada ilmu, buku tersebut dibelikan meskipun mahal, namun tetap tidak boleh membeli barang lain yang hanya dipandang konsumtif.
Sederhana dalam hidup, namun sangat cinta ilmu pengetahuan dengan segala daya upaya untuk meraih ilmu tersebut.
(2) Jasmerah
Jangan sekali melupakan kepada sejarah. Slogan Bung Karno yang sangat nyata tersebut juga dipegang oleh Gus Dur. Bagaimana pun, beliau dicatat sebagai salah satu presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga sejarah mencatat ada prosesi pelengseran melalui Sidang Istimewa yang di satu sisi dikatakan konstitusional, di sisi lain dipandang kontroversial.
Ketika Kick Andy menanyakan apakah bisa memaafkan kejadian tersebut, karena situasinya menyakitkan?
Gus Dur menjawab, sudah memaafkan namun tidak bisa melupakan.
Jawaban ini bukan sekedar diplomatis, namun menunjukkan derajat waliyullah - bagi sebagian Nadliyin yang percaya - bahwa semua manusia wajib saling memaafkan, meskipun belum tentu bisa melupakan.
Jangan sekali melupakan sejarah, bahwa dalam perjalanan politik nasional, ada 4 tokoh terkemuka pengawal Reformasi baik langsung maupun tidak langsung: Pak Amien Rais, Bu Megawati, Pak Akbar Tanjung, dan Pak Gus Dur.
Maka proses pendewasaan politik adalah ketika kita pada akhirnya memang "wajib belajar" kepada Gus Dur, tentang kebesaran jiwa, kesabaran, dan ketabahan menjalani tantangan hidup ini.
(3) Pembela Palestina