Kisahnya berawal dari bulan Maret 1944, Betty June Binnicker yang berusia 11 tahun dan Mary Emma Thames, 8 tahun, dinyatakan hilang.
Ayah Stinney yang menjadi bagian dari tim pencari, menemukan mayat kedua gadis itu beberapa jam kemudian di sebuah parit. Keduanya ditemukan dengan luka pukulan dikepalanya.
Menurut keterangan yang beredar, Stinney bersama saudara perempuannya, Amie Ruffer merupakan orang terakhir yang melihat kedua gadis itu saat berada di sebuah ladang dekat kota Alcolu, Carolina, Amerika Serikat.
Entah bagaimana prosesnya, si kecil Stinney diinterogasi dan akhirnya dihukum di kursi listrik.
Pada 16 Juni 1944, Stinney tetap dieksekusi. Ia menjadi orang termuda yang dihukum mati dengan posisi yang sangat mengundang iba di mana kursi listrik pun masih terlalu besar untuknya sehingga pantatnya diganjal buku serta tangan dibantu logam pengetat karena lengan masih kecil dibanding jarak sumber listrik yang tersalur ke tangannya.
Dari proses investigasi pasca kematiannya, diketahui bahwa sejatinya Stinney tidak bersalah. Namun Stinney sudah menjadi almarhum bahkan itu adalah 70 tahun yang lalu setelah kematiannya, baru kebenaran ditemukan.
Kehidupan Mau Kemana?
Menjadi pertanyaan bagi kita sebagai manusia, peradaban manusia akan dibawa kemana oleh para pengambil kebijakan?
Belajar dari kasus Stinney, diperlukan kehati-hatian dalam menjalankan vonis dan pembuktian manusia bersalah. Apalagi terkait dengan hidup dan mati.