Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stiamak Kuliah Tamu: Training Hanya Sumbang 20% Kompetensi

2 Mei 2021   19:45 Diperbarui: 2 Mei 2021   20:26 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Late post namun masih relevan untuk diwartakan dan dijadikan bahan diskusi edukasi serta literasi. Pengembangan SDM dikenal dengan beragam cara dan metode, salah satunya melalui pelatihan (training) baik yang sifatnya in door maupun out door. Di era pandemi covid19 yang sangat menggigit dan menyebabkan banyak carut marut perencanaan program pengembangan SDM, mau tidak mau layanan dalam jaringan (daring) menjadi pilihan utama untuk pelaksanaan program pelatihan sebagai bagian dari pengembangan SDM.

"Padahal sebagaimana banyak kajian literasi, pelatihan itu hanya punya kontribusi 20% dalam meningkatkan kompetensi SDM, "ungkap Hapsari Nurina Rahmi, S.Psi., MSc., alumnus S1 Psikologi Universitas Airlangga dan MSc di bidang HRM di Liverpool John More University, United Kingdom.

Bu Sari, demikian dia dipanggil, saat ini menduduki sebagai Deputi Manager Bidang HRD pada PT Pelindo III (Persero) Regional Jawa Timur. Diskusi tersebut mengemuka ketika Stiamak Barunawati Surabaya mengadakan kuliah tamu pada Kamis 29 April 2021 pukul 1300 - 1430 WIB dengan diikuti tidak kurang dari 80 partisipan.

Lebih lanjut disampaikan bahwa pelatihan tetap perlu dikembangkan meskipun kontribusi dalam peningkatan kompetensi hanya sekitar 20%.

"Kompetensi baik yang bersifat hard competency ataupun soft competency perlu diujicobakan dalam bentuk asignment atau penugasan lapangan, sehingga pegawai dapat terasah kemampuannya secara nyata, "imbuh eksekutif berbakat  di BUMN Pelabuhan tersebut. 

Begitu pentingnya pelatihan sehingga beberapa perusahaan mengalokasikan biaya tahunan sampai di kisaran 3 - 10% dari total budget biaya pegawai, dan ada juga yang membuat anggaran setiap pegawai minimal harus dibelanjakan biaya training di kisaran 15 - 25 juta per orang per tahun.

Perlu manajemen terpadu (dokpri) 
Perlu manajemen terpadu (dokpri) 

"Kebijakan pelatihan ini sangat tergantung dari road mad SDM masing-masing organisasi, selain juga dipertimbangkan program personal managerial development, di mana pegawai bertalenta khusus memang dirancang untuk mengikuti program sampai pada level managerial tingkat lanjut, "pungkasnya di sela webinar di STiamak Barunawati SUrabaya tersebut. (02.05.2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun