Menggunakan foto orang lain di media sosial, dapatkah digugat secara hukum?
Tentu saja bisa, apalagi kalau menyebar kebohongan atau kepalsuan. Konteks pidana, namanya tanggung jawab (responsibility). Konteks perdata, namanya taggung gugat (liability).
Dalam group fb sudah terindikasi ada akun dengan foto seorang yang bukan dirinya. Sedang diiintai oleh rekan polisi untuk ditangkap pada saatnya.
Mari kita elaborasi lebih lanjut tentang konteks ini.
Menegakkan keadilan di muka bumi adalah tanggung jawab aparatur peradilan baik polisi jaksa pengacara hakim dan semua aparatur yang terlibat di dalamnya. Begitu besar tanggung jawab mereka sehingga ada yang mengibaratkan bahwa kaki aparatur peradilan di sisi satu ada di surga di sisi lain ada di neraka. Karena jika adil maka itulah perwujuddan perwakilan Tuhan di muka bumi untuk menegakkan keadilan. Namun jika tidak adil maka ibarat menebarkan aura panas neraka yang membuat manusia semakin menderita.
Dalam hal ini ada pernyataan menarik dari Dr Tanudjaja SH, CN, MH, MKn., dosen magister hukum Universitas Narotama Surabaya (28/4/2021) terkait dengan permasalahan hukum atau pun bisnis di negara kita. Di balik silang senkarut upaya bersama menegakkan keadilan, sejatinya hanya ada 2 kunci utama solusi hukum di negara kita.
Bahwa penyeleseian hukum atau sengketa bisnis adalah tanggung jawab dan tanggung gugat. Tanggung jawab terkait dengan pemberlakuan dan penerapan UU Hukum Pidana, sedangkan tanggung gugat berkaitan dengan UU Hukum Perdata.
Sebagaimana ilustrasi diberikan sebagai berikut: Ada orang melakukan penganiayaan terhadap orang, sehingga orang yang dianiaya mengalami cacat permanen dan menghilangkan peluang mencari penghasilan secara layak.
Maka ada 2 unsur yang krusial dalam kasus ini; Tanggung jawab pidana berkaitan dengan aksi penganiayaan, sesuai dengan pelanggaran atas tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam KUH Pidana.
Jika ada seseorang, sebagai ilustrasi, yang mengalami pemukulan dengan luka memar biru akibat pemukulan, maka perbuatan pemukulan itu tergolong sebagai penganiayaan.