Senyampang bulan Ramadhan maka setiap muslim perlu mencari tahu amalan apa yang dapat meningkatkan kualitas puasa Ramadhan. Sebelum berlanjut, apakah sudah paham mengerti mengapa jamaah penganut Islam dikatakan sebagai muslim? Nah, sekedar untuk tahu, Islam sendiri artinya adalah keselamatan, islam salamun salam, artinya selamat. Makanya dalam terminologi Jawa, nama Slamet itu sama saja dengan nama Islam, dalam konteks bahasa (lughot). Muslim adalah 'golongan yang diselamatkan". Artinya kelompok manusia yang diselamatkan dari beragam bahaya: siksa, fitnah, sengsara, ancaman, dan sebagainya.
Namun bagaimana jika hidup di dunia ini masih ada gangguan siksa, fitnah, sengsara, ancaman?
Itulah yang dinamakan ujian. Jika lulus uji, maka sejatinya hidup akan diperoleh yakni sukses bergabung dalam kelompok golongan yang diselamatkan.
Nah, puasa setiap orang bisa melakukan. Namun belum tentu puasa diterima, jika kita tidak memahami bagaimana puasa yang sesuai tuntunan, dan bagaimana menghindari rusaknya pahala puasa.
Biar puasa semakin baik, kita perlu meningkatkan kualitasnya.
Ada 3 hal yang dapat kita lakukan agar pahala atau kualitas puasa Ramadhan meningkat;
(1) Perbanyak shalat sunat rawatib
Dari antara sunat tersebut, yang paling dahsyat adalah sunat 2 rakaat sebelum Subuh. Nilainya melebihi dunia seisinya. Saya termasuk yang berusaha mengerjakan, sambil "menagih-nagih" bahwa sunat ini berlipat-lipat melebihi dunia seisinya. Bayangkan dahsyatnya. Sukses karir sukses materi jabatan pangkat derajat, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sunat rawataib sebelum subuh ini.
Nah lebih hebat lagi, kalau shalat Subuh berjamaah di masjid maka pahalanya sama dengan mengerjakan shlat malam tahajud tanpa henti di malam hari. Waduh...alhamdulillah banget kan... apalagi di bulan Ramadhan yang sebagian ulama mengatakan pahalanya dilipatkan 70 kali lipat.
Nah, referensinya sebagai berikut:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menggambarkan besarnya keutamaan ibadah shalat dua rakaat sebelum Subuh ini. Maka, rugilah orang yang melalaikannya, apalagi sampai tidak pernah mengerjakannya sama sekali.