Adalah Mohammad Ali, legendaris petinju si mulut besar. Selalu menari-nari di ring tinju. Membiarkan dirinya ditinju, lantas menari-nari,meloncat, dan seterusnya. Lantas jika penonton sudah bosan, maka saatnya untuk meng KO lawan. Maka, Ali dikenal sebagai entertainer tinju pertama kali, yang mampu menghibur penonton bahkan di dunia yang penuh kekerasan itu.
Nah, di sisi lain ternyata Ali punya banyak pertanyaan terkait Rasialisme. Dan pada tahun 1971, publikasi BBC menyampaikan hasil interview yang menarik tentang opini publik yang dirancang, direkayasa seakan-akan semua kebaikan adalah identik dengan putih.
Mengapa malaikat berkulit putih?
Mengapa tokoh ternama bahkan seperti sosok suci dan muridnya, semuanya berkulit putih dan tidak ada satu pun yang berkulit hitam?
Mengapa kucing yang manis manja juga berbulu putih, sedangkan kucing yang jahat diidentikkan dengan hitam?
Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Kecerdasan semasa kecil tampak pada sosok petinju legendaris itu sampai ibunya bilang, "Sudah, jangan banyak bertanya, semua kita akan masuk surga sama dengan orang kulit putih".
Namun dasar Ali. Bahkan timbul pertanyaan, mengapa masuk surga harus mati dulu? Bukankah ada juga surga di dunia ini yang bisa diperoleh sama kesempatannya antara kulit putih dan kulit hitam.
Begitulah wawancara yang menarik jutaan penonton di channel dari negara Inggris itu. Perlu kita simak untuk sekedar memahami bahwa rasialisme pernah merasuk dalam nadi hidup manusia, dan bahkan kita tidak menyadarinya. Hanya cinta kasih yang akan menyadarkan kita, bahwa Tuhan menciptakan banyak perbedaan, untuk saling mengenal, dan respect to other people tanpa membedakan warna kulit.
Bagaimana sekarang, semoga peradaban manusia semakin baik. (03.04.2021/Endepe)