Senyampang kejadian stagnasi di Terusan Suez di Mesir pada sejak 23 Maret 2021 ini maka ada baiknya kita membuka dokumen yang ngeri-ngeri sedap terkait bisnis transportasi laut dan atau administrasi teknologi dredging atau apa pun namanya. Dokumen pengembangan dan pembukaan Terusan Kra di Thailand yang ternyata idenya sudah digagas sejak abad ke-7 namun perkembangannya dihempaskan oleh banyak kejadian lain, termasuk gegap gempita Perang Dunia II yang melanda Asia Timur Raya.
Beberapa kajian telah dikemukakan, dan sedapnya adalah ini menyangkut efisiensi tingkat tinggi pemangkasan rute pelayaran kapal khususnya tanker yang melintas dari Timur Tengah ke Asia Timur Raya, khususnya Jepang, China, dan Korea.
Sementara itu, negara superkaya kita yakni Nusantara, saat ini bahkan refinery atau bunker-bunker pengolahan minyak malahan ada di negara tetangga, Singapura. Coba cari tambang minyak di Singapura, nul puthul. Namun kilang pengolahan minyak sangat banyak dan menjadi andalan ekspor Singapura. Termasuk Indonesia, ada sebagian justru mengimpor minyak olahan dari Singapura.
Ngeri-ngerinya, karena Singapura bisa berubah menjadi pelabuhan feeder (pengumpan), atau bahkan ada risiko matinya pelabuhan transhipment besar di Singapura tersebut. Ya pasti ada ngeri-ngerinya, karena sebagian besar kargo Indonesia juga transit di Pelabuhan Singapura. Artinya barang akan berjalan semakin jauh. Ya meskipun sistem supply chain management dan teknologi akan semakin mempermudah.
Namun di awal nantinya beroperasinya Terusan Kra Thailand, ada kemungkinan tahapan declining nya pelayaran dari dan ke Singapura khususnya Indonesia.
MOTONG PULAU
Dibangunnya Kanal Kra praktis kapal-kapal tidak perlu lagi melalui Selat Malaka. Artinya rute akan memotong jalur menjadi lebih pendek. Tidak perlu lagi ke Singapura atau sandar mengisi logistik di Negara Singa itu, sebelum melanjutkan perjalanannya ke barat atau ke timur. Sebagaimana diketahui, sebagian besar kapal tanker dan atau niaga lainnya, sandar di Singapura sekedar untuk pengisian bahan bakar atau bunkering.
Sementara kalau untuk kapal niaga transhipment sampai saat ini, Maret 2021, ya menjemput kargo hasil konsolidasi barang dari dan ke Singapura.
Jika Kanal Kra Thailand ini sudah dioperasikan, maka kapal-kapal dari Asia Pasifik menuju Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika atau Eropa atau sebaliknya, bisa menghemat bahan bakar, logistik, dan memperpendek jarak serta waktu pelayaran.