Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rezeki Tidak Pernah Tertukar

18 Maret 2021   10:18 Diperbarui: 18 Maret 2021   10:28 3761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya kurang mengerti/ Seorang sahabat mengatakan dalam prinsip hidupnya/ bahwa rezeki tidak pernah tertukar/

sebagaimana telah dikatakannya/ saya bertanya dari mana dia mendapatkan kata itu/ dia mengatakan dari perjalanan hidupnya/

ketika karirnya terkendala/ dia berbaik sangka barangkali ada yang senang/sehingga itu menyenangkan bagi orang lain/malah donasi suka cita/

meskipun diri sendiri dalam kondisi duka cita/

ketika karirnya melejit/ dia berbaik sangka dengan terus bersyukur dan tidak gegabah berkisah-kisah/ siapa tahu ada yang ingin di posisinya itu/

semua daya upaya pasti dilakukan/ kerja cerdas tangkas treampil teringginas ikhlas kerja tuntas/ namun gongnya ada di tangan Tuhan/

apakah akan mendapatkan reward duniawi/ atau akhirat/

apakah ini berkaitan dengan keimanan?/ memang iya/ hidup mati bergantung keimanan/ bagi yang beriman mati menjadi pintu pertanggungjawaban/

bagi yang tidak beriman mati adalah penghabisan/ apakah dengan demikian dikatakan hidup akan dihabisi oleh kematian?/ atau ia gerbang keabadian?/

rezeki tidak pernah tertukar/ ternyata sungguh nyata telah dikatakan/ demikian ditetapkan di langitan/

bagi yang percaya dipersilakan/ bagi yang tidak percaya ya tidak ada yang harus dipaksakan/

ada yang sangat berambisi untuk menduduki posisi tertentu/ ada yang biasa-biasa saja/

namun semua telah ditetapkanNya/ demikian pula ketika zaman kejayaan Romawi/Yunani/ Mesir/Mongol/Kerajaan yang sangat berkuasa di jamannya/

semua musnah dihilangkan waktu/ digantikan oleh rezim yang silih berganti/

maka sampai kapan pandemi ini akan berakhir/ pasti sudah ditetapkanNya/ dengan sekian martir yang tumbang gugur mendahului manusia yang lain/


rezeki tidak akan tertukar/ bahkan orang kaya akan menemui kematian/ demikian juga orang miskin/ 

justru yang paling penting/ bagaimana jeda waktu menunggu itu/ melakukan sesuatu yang migunani tumraping liyan/

berlomba dalam kebaikan/ fastabihul khairat/ karena setiap dengus nafas/ ada saatnya nanti pasti akan berhenti/

rezeki tidak akan tertukar/ 

...................................................................................................................... *(18.03.2021/Endepe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun