Pernahkah panjenengan semua mendengar frasa Pandu (pilotage at the sea). Seragamnya putih-putih, sering pakai celana pendek karena tuntutan tugas, dan hadir di kapal sebagai advisor untuk keselamatan. Pandu bukan pramuka, pilot tapi di laut. Profesi Pandu adalah sebuah profesi yang mengelola keselamatan, dalam hal ini keselamatan pelayaran. Secara spesifik, pemanduan adalah pekerjaan Pandu dalam memberikan masukan (advice ) kepada Nakhoda kapal dalam hal bernavigasi untuk keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim. Sekolahnya bisa di politeknik pelayaran, atau sekolah kemaritiman, dengan jurusan khusus Ahli Nautika (ANT).
Biasanya ANT III setara dengan Diploma III, lantas harus berlayar minimal 2 tahun. Baru di tahun ket-3, dapat berprofesi sebagai Pandu atau Pilot at the Sea setelah mengikuti Diklat Pandu dengan durasi rata-rata minimal 8 bulan.
Profesi Pandu ini, meskipun tidak mengambil alih tanggung jawab Nakhoda terhadap kapalnya, tugas dari Pandu bukan hal yang sederhana. Ia dituntu ilmu pelayaran yang sangat kompleks: fisika terapan, matematika terapan, navigasi, teknik mesin perkapalan, dan lain sebagainya. Pandu harus menggabungkan pengetahuannya tentang pemahaman perairan lokal, komunikasi setempat serta kemampuan berolah gerak dari kapal yang berbeda-beda. Bagaimana pandu terampil mengasisteni olah gerak kapal, sebab ia pun harus pernah menjadi Captain Kapal. Maka secara akademik dan praktikal, pandu membutuhkan kemampuan profesional yang tinggi dari Pandu untuk mensukseskan misinya menuju tercapainya keselamatan pelayaran yang diharapkan.
Sebagai misal, sebagai tindak lanjut dari kerja sama dg Strasselink Pte Ltd, PT Pelindo Marine Service, anak perusahaan dari Pelindo 3 ini mulai mengirimkan Pandu untuk melayani pemanduan Selat Malaka, yang pada kesempatan perdana kerjasama ini diwakili oleh Capt. Moh. Muhaimim, SSit, M,Mar, pemegang Deep Sea Pilot Certificate. Selat Malaka ada di mana ya...ya ada di antara teritorial 3 negara: Malaysia, Indonesia, Singapura.
Indonesia adalah negara super giant di bidang maritim, hanya kadang kemampuan bahasa Inggrisnya kalah dengan orang Malaysia dan Singapura. Maka, salah satu syarat pandu di Selat Malaka adalah tidak hanya terampil memandu kapal, namun juga berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Pelayanan Pemanduan Kerjasama perdana ini diawali dengan pelayanan terhadap MT. ARSAN, flag Saudi Arabia, GRT 161.969, LOA 333 meter, dengan Draft 19.6, dan dinakhodai oleh Capt. S.M Kartha, pada tanggal 14 Desember 2019 , sebagaimana rekomendasi IMO kapal-kapal dengan kategori DDV (Deep Draft Vessel) yang melintasi SOMS (Strait Of Malacca and Singapore) untuk di pandu.
Draft adalah kedalaman kapal mengapung di atas air, kira-kira demikian dalam pemahaman awam. Makin dalam, berarti makin besar kapal yang bisa berlayar atau berlabuh di situ.
Nah, organisasi yang mengkoordinasi para pandu adalah INAMPA (Indonesia Maritime Pilot Association). Presidennya adalah senior saya yakni Bapak Herman Pasoroan MSc, alumnus World Maritime University Sweden, termasuk juga senior di pelabuhan sebagai Direktur SDM selama 10 tahun.
Kebetulan di Bulan Maret 2021 ini berlang tahun ke 18. Selamat ulang tahun INAMPA, dan terus semangat Abang Herman, alias Bapak Herman Pasoroan, semakin antusias dan terus berkontribusi membangun maritim Nusantara.