Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Dibantah Ide Gerilya Vietkong dari AH Nasution

19 Februari 2021   07:59 Diperbarui: 19 Februari 2021   08:21 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuk dalam terowongan rahasia Vietkong yang efektif mengecoh kolonial (Foto: dokpri) 

Kementerian Kominfo di laman resminya mengoreksi adanya pendapat yang mengatakan bahwa gerilya Vietkong di jaman Perang Vietnam, adalah sebagai buah literasi dari buku AH Nasution. "Pokok-pokok Perang Gerilya" . Dikatakan bahwa opini yang sempat berkembang bahwa perang Vietnam diinspirasi oleh buku karya salah satu bapak dari para putra terbaik TNI tersebut, adalah tidak benar. 

Ditelisik dari tahunnya, Perang Vietnam konon lebih dulu ketimbang adanya penerbitan buku tersebut. Benarkah? Ya bisa benar. Salah kah? Ya kita juga tidak tahu. Mari kita bedah sedikit-sedikit tentang buku Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution yang kesohor tersebut. 

Dalam sejarah TNI, hanya ada 3 Jenderal Besar berbintang 5, yakni Jenderal Besar Soedirman, pelaku sejarah bapaknya TNI yang berjuang bergerilya meskipun paru-paru diterjang covid di jamannya. Wafat di usia 44 tahun, Jenderal Besar TNI Soedirman, banyak menginspirasi prajurit sebagai Guru TNI.  

Jenderal Besar kedua adalah Jenderal Besar TNI Soeharto. Tidak bisa dipungkiri bagaimana peran Pak Harto sebelum reformasi Mei 1998. Selama 32 tahun berkuasa, banyak legacy yang ditanam dan disemai. Sebagaimana kata Gus Dur, bahwa Pak Harto banyak jasanya meski sebagai manusia pasti punya salah. Jenderal Besar ketiga adalah Jenderal Besar AH Nasution, tokoh TNI yang selamat dari Gerakan Tiga Puluh September 1965. 

Jika Jenderal Soedirman seorang perintis pejuang, Pak Harto adalah presiden yang berkuasa lama, maka Pak Nasution ini lebih dikenal sebagai intelektual TNI. Memiliki banyak buah pemikiran, yang salah satunya monumental buku "Pokok Pokok Perang Gerilya"

Buku ini sangat dihormati karena gagasan yang brilian bagaimana tentara dalam jumlah kecil, mampu menundukkan pasukan yang lebih besar. Bahkan sanking hebatnya buku ini, juga  telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, dengan judul Fundamentals of Guerrilla Warfare. 

Buku ini bahkan menjadi panduan, bacaan, pelajaran wajib, dan diteliti dipelajari, menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara. Termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat

Masuk dalam terowongan rahasia Vietkong yang efektif mengecoh kolonial (Foto: dokpri) 
Masuk dalam terowongan rahasia Vietkong yang efektif mengecoh kolonial (Foto: dokpri) 

"Gerilya" jika kita menelusuri dari sisi bahasa, merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol"guerrilla" yang secara harafiah berarti "perang kecil". Taktik ini diyakini oleh sebagian orang, bahwa perang  pertama kali dilontarkan oleh ahli militer China, Sun Tzu yang hidup sekitar 2000 tahun yang lalu. Pada waktu Perang Diponegoro tahun 1825 - 1830, strategi ini juga dilakukan oleh Pangeran Diponegoro hingga membuat kolonial Belanda waktu itu sempoyongan kehilangan banyak tentara dan biaya perang yang sangat besar karena harus melawan gerilya Diponegoro dengan mendanai banyak mata-mata, logistik, amunisi, patroli yang menyisir sampai pagar betis pasukan gerilya Diponegoro. 

Ide dasar dari perang gerilya adalah menggunakan segala kekuatan (sumber daya) untuk mengalahkan musuh yang lebih kuat, lebih lengkap peralatan militernya, lebih banyak dana operasinya, amunisi dan senapan, dan jika dihitung di atas kertas sudah pasti kalan. Oleh Jenderal AH Nasution, taktik ini kemudian diadaptasi untuk diterapkan dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan dituangkan dalam buku "Pokok-Pokok Perang Gerilya".

Jenderal AH NAsution ini naik jabatan prestisius sebagai Kepala Staf AD ketika itu, dalam usia 31 tahun. 


Kapan buku ini terbit? 

Edisi asli dirilis pada tahun 1953. Meskipun sebagian sastrawan menilai Pak Nasution tidak sepiawai sastrawan dalam menuliskan buku, buku Pak Nas ini akhirnya menjadi rujukan utama banyak ahli strategi perang. 

Kapan Perang Vietnam? 

Perang Vietnam (Vietnam: Chin tranh Vit Nam), bergelora di era sekitar setelah PD II juga dikenal sebagai Perang Indochina Kedua, di mana banyak terjadi perang lain yang memporakporandakan Asia dan memisah-misahkan teritorial yang sebagian masih ada sampai sekarang; Korea Utara dan Korea Selatan. Vietnam dulu juga dipecah menjadi 2, yakni Vietnam Utara dan Vietnam Selatan dengan provokasi perang dan lainnya atas nama ideologi kapitalisme versus marxisme komunisme. 

Vietnam mengenal perang ini sebagai Perang Perlawanan Melawan Amerika (Vietnam: Khng chin chng M) atau hanya Perang Amerika, yang sebenarnya berimbas ke banyak wilayah konflik dari Vietnam, Laos , dan Kamboja dari 1 November 1955 hingga jatuhnya Saigon pada 30 April 1975.

Jadi, buku Pak Nas dirilis 1953, Perang Vietnam dimulai 1955. Dalam hal ini, masuk akal jika dikatakan adanya kemungkinan strategi perang Vietkong menggunakan referensi buku Gerilya Pak Nas.

Buku Pak Nas menginspirasi banyak negara (Foto: tribunnes.com) 
Buku Pak Nas menginspirasi banyak negara (Foto: tribunnes.com) 

Namun, yang maido alias membantah bahwa buku ini bukan referensi Vietkong adalah karena gerilya Vietkong tidaklah semata ketika melawan Amerika Serikat, namun sebelumnya sudah pernah melawan Perancis yang mana Vietnam juga menggunakan strategi perang gerilya. 

Warta literatur menyitir banya berita tentang pidatonya di depan Kongres pada Maret 1947, Presiden Amerika Harry Truman menyatakan sebuah kebijakan luar negeri di mana Amerika Serikat akan membantu negara mana pun yang stabilitasnya terancam oleh paham komunisme. Kebijakan ini dikenal sebagai Doktrin Truman. Doktrin Truman dirilis 1947, lantas akibat dari itu,  Amerika kemudian membantu Prancis selama Perang Indocina Pertama berlangsung. Sayangnya, pasukan Prancis semakin terpojok oleh taktik gerilya yang dipakai oleh pasukan Vietnam Utara (Viet Minh).

Pada bulan April 1954, Presiden Amerika Dwight D. Eisenhower mengatakan jatuhnya Indocina dari tangan Prancis ke komunis dapat menciptakan "efek domino" di Asia Tenggara. Seperti yang dilansir dari New York Times, dan ini terus diberitakan dan digembargemborkan banyak media lain, sayangnya belum ada era medsos ketika itu, teori ini kemudian akan memandu intervensi berlebihan Amerika dalam Perang Indocina untuk satu dekade berikutnya. 

Namun 1954, pasukan Perancis yang mencoba masuk kembali ke Vietnam kembali mengalami kekalahan karena medan semakin sulit ditebak, dan perlawanan rakyat Vietnam mengubah perang dari antar negara menjadi perang melawan seluruh rakyat Vietnam dengan gerilya. 

Maka tentara Amerika secara langsung datang mulai 1 November 1955, hingga berakhir perang pada tanggal 30 April 1975. 

GERILYA SEJAK 1946, MELAWAN PERANCI

Mari flashback ke belakang sedikit sejarah sebelum Perang Vietnam melawan Amerika Serikat. 

Pada tahun 1941, Vit Minh, sebuah gerakan pembebasan nasionalis berdasarkan Ideologi Komunis, muncul di bawah pemimpin revolusioner Vietnam H Ch Minh. Vit Minh mencari kemerdekaan Vietnam dari Prancis dan akhir pendudukan Jepang. Menyusul kekalahan militer Jepang dan jatuhnya Kekaisaran boneka Vietnam pada Agustus 1945, anarki, kerusuhan, dan pembunuhan meluas, karena layanan administrasi Saigon telah runtuh. Vit Minh menduduki Hanoi dan memproklamasikan pemerintahan sementara, yang menegaskan kemerdekaan nasional pada 2 September 1945.

Pada bulan sebelumnya,  Juli 1945, Sekutu sebenarnya telah memutuskan untuk membagi Indochina pada paralel ke-16 untuk memungkinkan Chiang Kai-shek dari Republik Tiongkok menerima penyerahan Jepang di utara sementara Lord Louis Mountbatten dari Inggris menerima penyerahan mereka di selatan. Sekutu setuju bahwa Indochina masih menjadi milik Prancis. Tetapi karena Prancis dilemahkan oleh pendudukan Jerman, pasukan Inggris-India dan Grup Tentara Ekspedisi Selatan Jepang yang tersisa digunakan untuk menjaga ketertiban dan membantu Prancis membangun kembali kendali melalui Perang 1945-1946 di Vietnam. 

H Chi Minh  awalnya memilih untuk mengambil sikap moderat untuk menghindari konflik militer dengan Prancis, meminta Prancis untuk menarik administrator kolonial mereka dan untuk profesor dan insinyur Prancis untuk membantu membangun Vietnam merdeka modern. Tetapi Pemerintah Sementara Republik Prancis tidak bertindak atas permintaan ini, termasuk gagasan kemerdekaan, dan mengirim Korps Ekspedisi Timur Jauh Prancis untuk memulihkan pemerintahan kolonial. 

Hal ini mengakibatkan Vit Minh melancarkan kampanye gerilya melawan Perancis pada akhir 1946. Nah, dari sini sejarah "dicatatkan" bahwa ide gerilya bukan dari Pak Nasution.

CLOSING 

Bagaimana kesimpulannya? Silakan dipelajari, saya mau ke kantor dulu. Semoga tulisan bermanfaat, dengan penuh bangga teriring doa semoga bapak ibu pendiri Bangsa Nusantara, diampuni dosa dan salah, dilapangkan kuburnya, dan insya Allah masuk surga yang berlimpah barokah ALLAH SWT.

Bagi kita, mari berlomba dalam kebaikan. Fastabighul khairat. Menulis di Kompasiana sebagai bagian dari sedekah ilmu meski sedikit, semoga ilmu bermanfaat pahala mengalir tanpa henti meski kita saatnya juga akan mati. Bakti edukasi lewat STIAMAK BArunawati Surabaya dengan kajian bisnis adminsitrasi, kepemimpinan maritim, kejayaan pelayaran Nusantara, dan logistik supply chain management, adalah bagian dari perjuangan keinina lewat dunia pendidikan. 

Selamat berhikmat di hari jumat. (19.02.2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun