Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dapatkah Kita Ubah Kepribadian Lebih Sukses?

18 Februari 2021   18:56 Diperbarui: 18 Februari 2021   20:10 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 kunci dasar pembelajaran (Foto: digitalpromise.org) 

Konon, perubahan kepribadian masih bisa terjadi bergantung pada pengalaman hidup baru. Orang yang pernah mengalami trauma emosional yang parah atau peristiwa yang mengubah hidup dapat mengalami perubahan kepribadian yang signifikan juga. Bahkan jenis peran sosial yang kita ambil dapat mengubah kepribadian. Orang tua pertama kali atau orang yang banyak berinvestasi dalam pekerjaan baru dapat menemukan diri mereka menjadi lebih teliti karena tanggung jawab baru memaksa mereka untuk mengubah cara berpikir, merasa, dan berperilaku secara umum. Orang-orang dalam hubungan romantis baru dapat menemukan diri mereka menjadi lebih berhati-hati tentang kesejahteraan pasangannya saat perspektif mereka tentang dunia berubah. Saat hidup kita berubah, begitu pula kepribadian kita.

(4) Seberapa lama bisa diubah? Kalau kita melihat proses pendidikan di AKMIL, atau AKPOL, maka banyak di antara peserta yang dulu bisa jadi kurang disiplin, menjadi lebih disiplin. Selama pendidikan, sangat ketat dikontrol lingkungan (eksternal), dan peraturan (regulasi), sehingga individu (pribadi, kepribadian), akan mematuhi (obey) terhadap semua aturan serta menjadi pejuang tangguh, kuat mental, dan pantang menyerah. Beberapa orang yang "salah tritmen", bisa jadi malah over, misalnya menjadi galak dan agresif. Maka, apakah pelatihan selama 3 tahun dengan pendidian ketat, akan mampu mencetak orang yang memiliki grit atau kepribadian yang kuat? 

Di sinilah justru Duckworth meneliti bahwa di antara taruna, sudah berproses pendidikan, punya "bawaan" dengan grit rendah, dan grit tinggi, meskipun intelegensinya sama sama cerdas. Yang punya grit tinggi lebih sukses di masa mendatang, tidak desersi dan tidak putus karir. Sebaliknya yang grit rendah, ya kurang sukses dalam bahasa yangs ederhana. Namun riset DUckworth ini belum menjawab, apakah grit bisa diubah dengan pendidikan? 

Kembali ke poin 1, 2, 3, dan 4 di tulisan ini, masih menimbulkan debat panjang. Tema menarik bagi yang ingin meneliti lebih lanjut. Silakan dikutip dengan menyebutkan pustaka dan sitasi untuk rekan peneliti di bidang psikologi. 

Salam. (ditulis oleh Nugroho Dwi Priyohadi,  Kompasiana, 18.02.2021. "Dapatkah kita mengubah kepribadian untuk lebih sukses?">

Link referensi bisa dicekricek : https://www.researchgate.net/profile/Nugroho_Priyohadi

https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/02683940410520664/full/html#:~:text=The%20big%20five%20consists%20of,(e.g.%20Digman%2C%201990).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun