Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Meski Esok Hari Kiamat, Hari Ini Kita Tanam Pohon

13 Februari 2021   06:41 Diperbarui: 13 Februari 2021   06:45 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amalia Rezeki di Australia kampanye cinta bekantan dan lingkungan (Foto: SBI) 

Perjuangan mencintai lingkungan hidup sangat genting untuk dilanjutkan. Selain memang fenomena pemanasan global, juga karena sebagian dari antara kita, kemungkinan melakukan eksplorasi alam yang kurang memperhitungkan aspek lingkungan hidup. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), juga kiranya perlu lebih serius dikedepankan tidak sekedar dokumen pelengkap sebuah proyek. Mencintai lingkungan hidup, sangat penting karena kita masih hidup. Jika kita sudah berpulang, maka sudah selesei semuanya. 

Tidak ada yang bisa menuntut kita untuk berjuang mencintai lingkungan. Sebaliknya, malah akan dimintai pertanggungjawaban selama ini hidup untuk apa. Untuk mengeksploitasi lingkungan, atau memelihara lingkungan sehingga lebih makmur untuk alam semesta, hijau lestari oksigen bersih dan kualitas air kehidupan semakin baik? 

"Bahkan jika besuk hari kiamat, maka hari ini kita tetap wajib menanam pohon, "ungkap Amalia Rezeki, SSi., MSi, Dosen Biologi Universitas Lambung Mangkurat yang dikenal juga sebagai aktivis Sahabat Bekantan Indonesia. 

Bunda Amel bersama aktivis selamatkan bekantan (Foto: FL) 
Bunda Amel bersama aktivis selamatkan bekantan (Foto: FL) 

Bersama Fery Lens yang fotografer kenamaan khusus lingkungan hidup,  Yasmin Qamarani youtuber dengan banyak kreasi anak muda dengan gerakan cinta lingkungan,  Amalia Rezeki bisa dikatakan sebagai Trio Pejuang Lingkungan hidup dari Banjarmasin

Banjarmasin, Kota Seribu Sungai yang baru saja selesei menghadapi banjir awal tahun 2021 ini, masih punya banyak pekerjaan besar yang perlu gotong royong semua pihak. Kampanye yang dilakukan Bunda Amel, demikian Amalia Rezeki akrab dipanggil, perlu didukung para pemangku kepentingan.

Instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik swasta, lembaga swadaya masyarakat, kampus, dan semua pihak perlu bekerja saja dam sama-sama bekerja mewujudkan lingkungan hidup yang lestari, dan sekaligus melindungi habitat alam bagi binatang khusus seperti bekantan.

"Kita perlu bekantan, sebab dari bekantan kita semakin tahu akan kebesaran ilmu Tuhan, bekantan perlu pohon bukan biskuit, dan pohon perlu kita untuk memperjuangkan sepenuh hati, "ungkap Bunda Amel. 

Organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan sebagainya, lembaga pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Universitas Gadjah Mada (UGM), STIAMAK Barunawati Surabaya, dan lembaga lainnya,  juga perlu menyisipkan kampanye cinta lingkungan hidup sehingga materi dakwah dan khususnya pendidikan  lingkungan hidup,  juga akan menyentuh sisi kongkret kehidupan manusia.

"Kita perlu bahu membahu menyelematkan lingkungan, "pungkas Bunda Amel dari Banjarmasin untuk semua pembaca Kompasiana. (13.02.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun