Apa yang perlu disiapkan jika mau menikah? Kalau bapak bapak pasti menjawabnya adalah pernikahan yang ke berapa? Kalau yang kedua, ketiga, dan seterusnya, pasti lebih simpel sepanjang tidak ada sengketa dengan pernikahan yang pertama. Namun bagi jomlo yang mau memutuskan untuk menikah, setidaknya ada 3 syarat utama;
(1) Mampu
Mampu memang menjadi syarat utama. Ekonomi mampu, ada yang bisa dinafkahkan ke calon istri, atau ada yang bisa dilakukan antara suami istri kelak jika menikah. Mampu di sini dalam arti psikologis moral mental spiritual dan sosial. Misalnya ada anak usia 7 tahun, didukung oleh orang tuanya secara finansial, namun kondisi mental psikologis dapat dipastikan belum mampu. Bagi laki-laki yang punya kekurangan dari sisi fisik psikologis, sakit atau kondisi disability yang menyebabkan harus ada alat bantu, berarti perlu pasangan yang saling memahami dan saling "memampukan".
Mampu menunjukkan kesiapan calon penganten dari berbagai sisi. Dari sisi agama, yang sudah mampu tapi belum kuasa padahal dewasa, maka disuruh berpuasa. Puasa akan mengendalikan hasrat yang seharusnya disalurkan, namun belum mendapaytkan jalan. Maka puasa adalah solusi sebelum mampu menikah.
(2) Dewasa
Dewasa tidak selalu dari sisi usia kronologis (chronological age), misalnya sudah berusia di atas 17 tahun bagi wanita, atau di atas 20 tahun bagi laki-laki-laki. Namun juga usia psikologis (psychological age) yang terkait kedewasaan, dan kemandirian mental psikologis. Ada yang berusia 30 tahun, namun masih suka merajuk ke ibuknya, atau malah bapaknya. AKhirnya pasangan bisa terus bertengkar karena masing-masing sejatinya belum dewasa dan masih sangat tergantung pada orang lain.
(3) Ada yang mau
Nah, sebenarnya ini kunci. Ada yang bilang syarat menikah adalah mampu, dewasa, ganteng atau cantik, atau agamanya baik,atau kaya cukup mampu mencukup kebutuhan keluarga nantinya,atau prospek kerja bagus sehingga dijamin ekonomi keluarga juga bagus nantinya.
Tapi kalau tidak ada yang mau, apa kata dunia gaesss...? Maka sayarat utama menikah adalah "ada yang mau sama kamu". Tidak usah muluk-muluk mau ganteng atau cantik, kaya atau miskin, pinter atau bodoh, agamis atau tidak, sementara semuanya tidak mau sama kamu. Ya cape deh....
Sekarang bagaimana agar calon istri mau, atau calon suami mau, sama kamu? Doa, ikhtiar saling mengenal, dan rendah hati. Sebagian pernikahan menjadi batal karena salah satu pihak sombong. Misalnya mempermasalahakan bobot bibit bebet. Banyak mempertimbangkan aspek keturunnan, kekayaan, dan sttaus sosial.