Era pandemi masih belum berakhir. Semua sekolah di semua lini, menggelar pembelajaran secara daring. Hanya sedikit sekali yang luring. Tepatnya, memang kebijakan diarahkan online atau dalam jaringan (daring), karena untuk menghindari risiko sebaran virus yang hobi nempel ke semua orang tanpa pandang bulu.
Tidak ada pilihan, mau tidak mau semua transfer kebijakan (policy), maupun sosialisasi peraturan, atau yang lain terkait dengan bahan ajar, semua dilaksanakan secara daring. Aplikasi zoom, menjadi pilihan yang tepat karena mudah digunakan secara cepat, selain ada platform lain semisal google meet atau aplikasi yang lain.
Pertanyaannya, seberapa efektifkah webinar mampu menyampaikan pesannya? Diduga sudah efektif karena tidak ada pilihan lagi. Efektivitas ini bisa jadi akan diketahui sekian tahun ke depan, karena secara kognitif intelektual sangat mudah bahan ajar diserap oleh anak didik. Namun transfer maslah perilaku sikap dan budaya, sangat miskin sentuhan fisik karena memang ketemu muka atau luring (luar jaringan), sangat jarang.
Apakah anak didik tidak tertekan karena harus stand bye di depan laptop atau gadgetnya seharian untuk menyimak webinar? Ternyata tidak, sehingga dari perjalanan waktu, kebutuhan prosedur K3 perlu digalakkan karena sudah mulai terasa dampak zoomatic pada beberapa orang. Terutama terjadinya kelelahan otot mata karena terlalu lama di depan layar komputer.
MALAH SENANG
Berbeda dengan bayangan semula, ternyata setelah ditanya sana-sini, anak didik justru senang ketika mengikuti webinar. Terutama, para mahasiswa.
Pada anak siswa SD - SMU/SMK, sebagian menyatakan cenderung tertekan karena banyaknya tugas yang diberi guru ketika acara pembelajaran daring. Apalagi ada webinar, belum ikut sudah kebayang tugas merangkum materi sehingga ada bayang-bayang depresif. Akhirnya orang tua ikut pusing karena sebagian tugas dimintakan ke orang tua.
Namun bagi mahasiswa, webinar atau pun perkuliahan online atau daring, malah menimbulkan kegembiraan baru. Tidak perlu harus mandi, cukup membasuh muka sebelum ikut daring. Baju cukup di bagian atas, yang penting rapi di atas, maka semua sudah kelihatan oke. Tidak perlu starter sepeda motor atau menunggu bus kota, atau angkot, atau minta dianter, cukup melihat jam lantas lari kedepan laptop yang persis ada di meja sebelah tempat tidur.