"Ya awalnya baik, tapi begitu terkenal, lantas minta istri banyak, jadinya berandalan juga kan...." jawab serempak ibu-ibu di sebuah kelompok diskas sosialita.
Wo iya ya....... jawab saya tampak bodoh, pura-pura tidak tahu.. Hehe..
Menjadi tantangan saat ini memang, bagaimana mempertahankan cinta dalam keluarga. Sebab, laki-laki yang baik dan setia kepada keluarga, malahan menimbulkan simpati sehingga banyak wanita lain yang juga ikut cinta. Nah loe.... laki-laki pun jadi besar kepala dan pingin mmeiliki semuanya itu..
JANGAN KASIHAN KEPADA ORANG LAIN
Nasehat teman saya cukup telak, bagaimana untuk mempertahankan keluarga dengan cinta. Yakni, jangan pernah kasihan kepada orang lain. Sebab, kasihan itu adalah pintu cinta. Jadi kalau mau menolong, tolong saja sebagai kewajiban sesama manusia, bukan dengan kasihan. Tetap bertanggung jawab secara sosial, namun tidak larut dalam emosi jiwa yang berisiko pada simpati, dan jatuh hati.
Begitulah sepintas mangsalah love-lovan dalam berumah tangga. Anak adalah buah hati,suami atau istri adalah belahan hati, cintai sepenuh hati. Bagaimana dengan orang lain? Ya orang lain pun sudah ada yang mencintainya..., dan bukan bisnis kita untuk terlalu jauh masuk ke dalam wilayah personalnya.
Ganteng, cantik, atau biasa saja, ya itulah dunia... kata Gus Baha, we biasa biasa saja sing penting ngibadah, fokus ke akhirat nanti dunia akan mengikuti. Dalam berkeluarga, kata Gus Baha, juga bagian dari ibadah.
"Ning ojok suka ngibadahi orang lain, njuk kabeh dipek bojo," ujar Gus Baha guyon di sebuah pengajian.
Nggih manut pak Kyai.... (26.01.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H