Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir Banjarmasin, Kok Bisa?

15 Januari 2021   17:49 Diperbarui: 16 Januari 2021   13:40 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini Banjarmasin dan kawasan lain khususnya di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Martapura, dilanda banjir. Kok bisa ya..., kita bertanya, dengan tetap berdoa semoga musibah segera berakhir, banjir segera surut dan evakuasi serta distribusi bantuan segera diberikan.

Saya pernah tinggal di Banjarmasin, ya tidak kurang dari 2 tahunan. Sebelumnya, juga pernah magang kerja di pelabuhan Trisakti ketika masih sebagai staf pelaksana. 

Selain terkenal dengan ikan haruan yang enak bermanfaat, juga legenda Sungai Barito yang kesohor; barang siapa pernah minum air Sungai Barito, ya maksudnya pernah makan minum di sana, maka dia akan kembali ke Banjarmasin kelak di kemudian hari.

Lo kok ya iya... awal 2000an saya ke sana, pada periode 2016-2018 an saya kembali ke sana. Banjarmasin terkenal dengan Kota Seribu Sungai Bungas Nan Ganal, banyak sungai yang cantik dan besar-besar. 

Sehingga, tidak mungkin terkena banjir karena berdasarkan peta zaman Belanda pun, sungai dan anak-anak nya menjamin mengalirnya air ke laut dengan damai tenang tanpa goncangan.

15 Januari 2021 kok banjir ?

Seorang kawan saja sampai memplesetkan nama Banjarmasin menjadi Banjirmasin. Itu karena wilayah Kalimantan Selatan yang beribukota di Banjarmasin, pada tanggal 14 - 15 Januari 2021 dilanda banjir besar. Terutama wilayah Hulu Sungai Tengah (HST), beberapa mobil sampai terseret banjir karena kota terendam sampai semeteran.

Intelijen saya... ehh... intel kok ngaku, maksudnya saudara teman sahabat jaringan di Kalsel melaporkan sebagai berikut: 

"Kalimantan Selatan provinsi seluas 38 ribu kilometer lebih... Penduduknya 4,2 juta jiwa..

Saat ini, 4,2 juta penduduk Kalimantan Selatan sedang berhadapan dengan bencana alam berupa air...

11 kabupaten, 2 kota terendam air...

Bahkan Martapura dan Barabai lumpuh total, akses terputus...

Tidak ada pemberitaan mengharu biru di media massa seperti kalau satu kota atau satu kabupaten di Jawa terkena banjir...

Bencana yang kami hadapi ini SATU PROVINSI, BUKAN SATU DUA KOTA ATAU KABUPATEN..."

Ada nada kemarahan kesedihan dan kekecewaan karena bencana banjir di Kalsel kalah info dengan Gempa yang menimpa di Sulawesi Barat. Ya bukan saling iri hati atau bagaimana, namun seakan-akan musibah di Kalsel kurang mendapatkan perhatian dari Jakarta.

Sungai Barabai di Hulu Sungai Tengah, banjir sampai setinggi 2 meteran. Ibu kota kabupaten menjadi lumpuh total.

Jalan Pramuka di seputar Banjarmasin juga banjir sehingga roda mobil terendam ketika melewati poros jalan utama provinsi.

MAsjid pun juga terendam di Aggsau, Pelaihari, Kalsel (Foto: IZ) 
MAsjid pun juga terendam di Aggsau, Pelaihari, Kalsel (Foto: IZ) 

MENGAPA ?

Mencari penyebab mungkin bisa  sedikit membantu bagaimana penanganan yang sifatnya komprehensif. Menolong melalui tim darurat juga snagat penting untuk dilakukan, namun memang sayangnya berita mengenai ini minim sekali sehingga dikesankan tidak ada musibah serius.

BAnjir di Kalimantan menurut kaum beragama karena banyaknya dosa manusia, Solusinya ya bertobat dan segera meningkatkan ibadah dnegan sungguh-sungguh. 

Menurut aktivis lingkungan, karena banyaknya penambangan yang kurang memperhatikan aspek lingkungan, sehingga terjadi banyak air yang tumpah dari pegunungan langsung ke bawah, tanpa dapat dicegah oleh pepohonan. Sebagian pertambangan memang dengan deforestasi, sehingga daya serap tanah terhadap air, berkurang. Solusinya, lakukan penghijauan dan kontroling terhadap pertambangan dengan lebih peka terhadap lingkungan.

Data per 14 Januari 2021 titik lokasi banjir (Dokpri)
Data per 14 Januari 2021 titik lokasi banjir (Dokpri)

Menurut ahli sungai, dan ini pernah dibahas di Kongres Sungai Indonesia KSI 2017 di Banjarmasin, bahwa diduga sedimentasi parah di sungai sebenarnya memerlukan pengerukan secara kontinyu dan serius. Artinya PEMDA sudah semestinya merelokasi anggaran ke pengerukan sungai dan anak-anak sungai, karena di sebagian tempat, sebagian sungai menjadi rumah atau hunian yang walaupun tidak banyak, namun kurang pas di tengah upaya revitalisasi aliran sungai. Coba tengok di pedalaman Kalimantan, seberapa banyak ada armada alat berat yang dikhususkan untuk pengerukan sungai, dibandingkan armada lain yang melakukan eksplorasi alam. 


Menurut ahli takdir, ya banjir itu takdir. Maka perlu upaya memohon agar takdir diubah menjadi lebih baik, jangan banjir.

Demikian sekilas pandangan mata, teriring doa semoga semua korban segera dapat dievakuasi, dan pertolongan segera diberikan. 


Sebagian warga ada yang berteriak, agar Ibu Risma segera terjun untuk memberikan bantuan sosial terhadap bencana banjir di Kalimantan Selatan. 

Ayo Bu Risma, warga memohon bantuan Ibu ..... semoga banjir segera  surut, dan bantuan sosial segera dapat diberikan. 

(15.01.2021/Endepe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun