Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harun Yahya, Nabi Palsu Dan Anak Kucing

12 Januari 2021   21:47 Diperbarui: 12 Januari 2021   22:09 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harun Yahya, penulis yang divonis 1075 tahun di Turki (Foto: republika.com) 

Cuci otak dan bergelimang dengan harta uang ketenaran wanita dan simbol intelektual beragama..

Ini semua......................................... pertanda apa..........................................................

Inikah yang dinamakan nabil palsu di akhir zaman...

Harun Yahya dikelilingi kitten (Foto: tempo.co) 
Harun Yahya dikelilingi kitten (Foto: tempo.co) 

Sebagai dinubuatkan oleh Bible, Quran, bahwa manusia akan ditunjukkan beberapa tokoh yang seperti ulama, pendakwah, intelektual beragama,

Namun aktivitasnya ke arah kriminalitas peradaban manusia ?

Selamat menikmati penjara wahai Harun Yahya...., bukumu masih kusimpan dengan gunjangan hati yang tidak terperi...

Teori Evolusi Darwin yang engkau koreksi, gumpalan ayat suci yang kau tempelkan betapa sangat sakti, 

Membius pembaca seakan engkau orang suci yang punya daya imajinasi sampai ke langit tanpa batas lagi..

Selamat menikmati penjara seribu tahun...

Alam gelap tidak tahu apa yang terjadi... kecuali benar Pengadilan Turki telah menemukan banyak bukti..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun