Trend pakaian bekas ? Waduh.. ini perlu agak hati-hati dalam membahasnya. Kalau mengenakan pakaian bekas yang dari teman. sahabat, saudara, mungkin boleh lah. Namun jika kita mengenakan pakaian bekas yang diimport dari negara seberang, ini yang musti hati-hati.
Beberapa waktu yang lalu, Bu Sri Mulyani pernah menyatakan perang terhadap import pakaian bekas. Mengapa, karena itu membunuh industri tekstil Nusantara. Juga, para penjahit baju dan konveksi menjadi memiliki kompetitor berat.
Makanya, peredaran pakaian bekas import, bisa dikatakan diam-diam. Sempat tiarap beberapa waktu, sekitar 1 tahun terakhir ini muncul kembali.
Sebenarnya, itu secara kesehatan juga pernah diteliti ada potensi jamur yang menempel di pakaian bekas yang import. Makanya, tidak disarankan untuk dikenakan. Selain itu, sebagian kalangan pegiat industri tekstil menyebutkan bahwa pakaian bekas import adalah cara negara lain membuang sampahnya ke negeri kita.
Yang benar yang mana?
Yang benar, menurut saya, belilah tekstil yang asli negara kita. Bukan bekas, apalagi bekas yang import.
NAmun bagaimana jika kepepet hanya mampu membeli pakaian bekas? Ya namanya kepepet.. mau apa lagi ya... Namun moralitas pesan di sini, di balik pakaian bekas import, ada bahaya mengintai baik dari sisi ekonomi, budaya, maupun kesehatan.
Semoga kita semua menyadari bahwa setiap hal ada risiko yang mengintai. Dan kita perlu melakukan mitigasi risiko, termasuk mematuhi regulasi pemerintah yang telah ditetapkan.
Namun, kalau hibah pakaian bekas bukan dari beli di bekas import, ke saudara, lha itu malah disarankan, apalagi kalau pakaian masih baru ya.. Hehehe..
Semoga kita mewaspadai dengan hati-hati. (29.11.2020/ndp)