Kita mengatakan "mereka", yang menandakan bahwa kelompok itu bukan bagian dari "kita", atau "kami". Dianggap berbeda. Yakni, kaum western people atau bule, atau wong londo.
Namun, kita perlu belajar kebaikan dari mereka. Nyatanya, beberapa aktivitas "kita", benar-benar menyebalkan dan tidak mencerminkan watak luhur Nusantara, sebagaimana yang digembar-gemborkan kita sendiri.
Ya meskipun tetap ada orang baik di sekitar kita, dan kita perlu ikut memperbanyak kebaikan itu.
***
Kisah ini saya dapatkan dari Bapak Dr. Sofyan Djalil, sekarang ini beliau menjabat sebagai Menteri Pertanahan/Menteri Agraria dan Tata Ruang. Saya pernah duduk satu meja dengan beliau di Sangri La Surabaya, ketika itu. Namun beliau belum sebagai menteri lho... ini hanya berkisah tentang sesuatu yang bermakna, bukan pamer pernah satu meja dengan pak menteri. Hehe.. maaf ... ya agak pamer dikit boleh lah.. yang penting niatnya baik.
Pak Sofyan, ketika studi di Amerika Serikat, memiliki sahabat, sebut saja namanya Pak Steven. Pak Steven ini, suatu ketika akan pindah apartemen. Ya katakanlah pindah kost gitu. Lantas, apa yang dilakukan oleh Pak Steven?
Pak Steven yang bule itu, sibuk membersihkan sudut-sudut ruang apartemen. LAmpu-lampu yang kelihatan redup, atau mati, diganti baru. Sofa-sofa dibersihkan, karpet divakum bersih.
"Pak Steven, ente itu kan mau pindahan, kok malah sibuk membersihkan rumah, "kata Pak Sofyan.
Pak Steven berhenti sejenak dari kesibukannya. Peluh keringat tampak di leher dan dahinya.