Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Persahabatan Membuat Hatimu Lembut

21 November 2020   16:13 Diperbarui: 21 November 2020   19:41 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anakku bersama host family di Belanda foto sebelum covid.  (dokpri)

Anak-anak itu juga saling memahami. Anak Belanda ada yang mendengar muslim radikal, dengan bergaul di Yogya, mereka tahu bahwa lebih banyak muslim yang ramah dan toleran dibanding dengan yang suka memekik membuat takut orang di publik. Bagi anak-anak Indonesia, mereka semakin paham bahwa memperbincangkan agama, politik, dan kesukuan adalah hal tabu bagi anak Eropa. Mereka lebih senang diskusi tentang budaya, pendidikan, rencana-rencana masa depan, hobi, dan lain sebagainya. 

Benih-benih toleransi ditanam sejak kecil. Anak-anak itu saling memahami adanya kebaikan di setiap bangsa. Masuk ke jantung rakyat, yakni tinggal bersama keluarga di negara tujuan. 

Anak saya belajar makan ikan haring di Belanda, yang dimakan mentah kayak makan belut mentah. Wihh.. rasanya kayak apa ya...

Anak asuh saya yang Belanda belajar makan menu masakan Padang, yang kok sedang apes mengambil daging ayam yang keras. Aduh nakk... kasihan kau melihat nasi  gak suka, menggigit ayam kok dapetnya yang keras. 

***

Bergembira bersama di depan Prambanan. Foto sebelum covid.  (dokpri) 
Bergembira bersama di depan Prambanan. Foto sebelum covid.  (dokpri) 

Pemerintah Daerah mungkin ada baiknya membuat program pertukaran pelajar antar provinsi. Jika lintas negara biayanya bisa sangat mahal, maka lintas provinsi bisa lebih terjangkau. Tujuannya untuk menumbuhkan kecintaan tanah air, toleransi dan kelembutan hati, dan juga menggunakan skema host family sehingga biaya bisa ditekan. 

Tidak usah mengandalkan Pemerintah Pusat yang sudah sangat sibuk dengan program lain. 

Kalau di institusi perguruan tinggi, saya menjalin kerjasama model begini dengan menggandeng instusi pendidikan di Semarang - Yogyakarta - Jakarta - Banjarmasin. Sedang berusaha melintas ke semua provinsi, namun setahap demi setahap. 

Kerjasama luar negeri, namun belum dalam bentuk student  exchange, sudah merambah ke Korea, Malaysia, Belanda, Denmark, Swedia, dan sedang bertahap ke negara lain. 

Kerjasama dan persahabatan akan membuka mata hati. Sehingga konflik krisis dan problem yang disebabkan toxic relationship akan dapat dihindarkan. Saya sudah membuktikan lewat beberapa program, yang sebagian sudah saya kisahkan di Kompasiana ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun