Anak-anak itu juga saling memahami. Anak Belanda ada yang mendengar muslim radikal, dengan bergaul di Yogya, mereka tahu bahwa lebih banyak muslim yang ramah dan toleran dibanding dengan yang suka memekik membuat takut orang di publik. Bagi anak-anak Indonesia, mereka semakin paham bahwa memperbincangkan agama, politik, dan kesukuan adalah hal tabu bagi anak Eropa. Mereka lebih senang diskusi tentang budaya, pendidikan, rencana-rencana masa depan, hobi, dan lain sebagainya.
Benih-benih toleransi ditanam sejak kecil. Anak-anak itu saling memahami adanya kebaikan di setiap bangsa. Masuk ke jantung rakyat, yakni tinggal bersama keluarga di negara tujuan.
Anak saya belajar makan ikan haring di Belanda, yang dimakan mentah kayak makan belut mentah. Wihh.. rasanya kayak apa ya...
Anak asuh saya yang Belanda belajar makan menu masakan Padang, yang kok sedang apes mengambil daging ayam yang keras. Aduh nakk... kasihan kau melihat nasi gak suka, menggigit ayam kok dapetnya yang keras.
***
Pemerintah Daerah mungkin ada baiknya membuat program pertukaran pelajar antar provinsi. Jika lintas negara biayanya bisa sangat mahal, maka lintas provinsi bisa lebih terjangkau. Tujuannya untuk menumbuhkan kecintaan tanah air, toleransi dan kelembutan hati, dan juga menggunakan skema host family sehingga biaya bisa ditekan.
Tidak usah mengandalkan Pemerintah Pusat yang sudah sangat sibuk dengan program lain.
Kalau di institusi perguruan tinggi, saya menjalin kerjasama model begini dengan menggandeng instusi pendidikan di Semarang - Yogyakarta - Jakarta - Banjarmasin. Sedang berusaha melintas ke semua provinsi, namun setahap demi setahap.
Kerjasama luar negeri, namun belum dalam bentuk student exchange, sudah merambah ke Korea, Malaysia, Belanda, Denmark, Swedia, dan sedang bertahap ke negara lain.
Kerjasama dan persahabatan akan membuka mata hati. Sehingga konflik krisis dan problem yang disebabkan toxic relationship akan dapat dihindarkan. Saya sudah membuktikan lewat beberapa program, yang sebagian sudah saya kisahkan di Kompasiana ini.