Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Perlukah Pistol Hadapi Begal Sepeda?

18 November 2020   18:56 Diperbarui: 18 November 2020   19:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur hari ini melilit kota Surabaya (Dokpri) 

Hari ini tanggal 18 November 2020 saya semakin senang bersepeda. Selain target 280 kilo meter, yang dilaksanakan bertahap, boleh di mana saja, lantas diupload di strava, juga karena kok rasanya senang ya bisa bergiat-giat bersepeda.

Sayang sekali, rupanya begal sepeda mulai merambah Surabaya. Jika di Jakarta juga mulai rame, ini baru saja seorang profesor di ITS Surabaya dibegal ketika sedang berhenti menjawab WA mahasiswanya, selama bersepeda di kawasan Kenjeran, Surabaya.  Saya bantu publikasikan lewat kompasiana ini untuk mengejar begalnya. Jika kita manusia tidak bisa mengejarnya, biar malaikat-malaikat akan diturunkan Tuhan untuk mengejar begal jahat tersebut. 

Pelakunya 2 orang laki-laki, naik sepeda motor, merebut tas profesor tersebut. 

Jalur hari ini melilit kota Surabaya (Dokpri) 
Jalur hari ini melilit kota Surabaya (Dokpri) 

Namanya juga belum ada standar prosedur aman gowes, maka tas berisi ktp, atm, kartu kredit, terampas oleh sang begal. Profesor pun sibuk memblokir semua nomor, yang agak berat juga mengingat karena  tidak semua kartu kredit dan atm langsung ketemu dokumen cadangannya. 

Maka saya jadi berpikir. Perlukah pesepeda alias goweser, dalam situasi tertentu, diijinkan membawa pistol sehingga aman dari risiko dibegal? Sebab, jika goweser berkelompok, pada jam tertentu, biasanya sih aman-aman saja. Namun jika goweser sendirian, karena waktu yang terbatas, sehingga bisanya sendiri saja, maka risiko dibegal sangat tinggi. Jika membawa pistol, setidaknya bisa menggertak calon begal untuk tidak mengganggu.

ini berita dari sahabat saya tentang profesor tadi : "Sdh ke rumah prof udi, ktm anaknya aja (cakep euy), prof udi kondisi tdk terluka, sdg memblokir kartu2 bank, pake ktp sementara , dll. Jd ceritanya lg sepedaan, di depan atlantis kenjeran berhenti sebentar mbales wa mhs nya. Lha terus disikat sepeda dan tas nya oleh 2 org bersepeda motor. Bulan sebelumnya ada cewe lari pagi juga dijambret. Mhn berhati2 kawan2 jk sdg olga. Dmk update sore ini...."

Saya perlu  pistol siap meledak (Dokpri) 
Saya perlu  pistol siap meledak (Dokpri) 

Nah, dah merasuk ke mana-mana. Jogging dijambret, Gowes dibegal. Mungkin polisi atau bahkan tentara ya..perlu patroli rutin berkeliling naik sepeda, atau ikut nyamar jogging, sehingga bisa mengamankan lingkungan.

Kita jadi heran kan... karena di balik gegap gempitanya olah raga gowes dan jogging, tumbuh sebagian rakyat yang tertarik untuk menjadi begal, dan jambret. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun