Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Susah Payah Meraih Gelar Doktor, untuk Apa?

22 Oktober 2020   17:10 Diperbarui: 19 Desember 2020   17:51 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berguru pada petani yang SMP pun tidak tamat (Dokpri/NDP)
Berguru pada petani yang SMP pun tidak tamat (Dokpri/NDP)

(1) memang sulit 

Studi s3 memang tidak mudah. Bahkan seorang profesor yang sangat baik, mengatakan, "Jika anda belum pernah sakit kepala menahan kantuk, berarti belum belajar di S3." 

Tugas jurnal, makalah, penterjemahan, proposal yang berjenjang dari pengajuan judul, pra kualifikasi, kualifikasi, proposal, presentasi alat ukur, mencari data, presentasi hasil, sampai tahap akhir ujian tertutup dan ujian terbuka. Sepertinya urut dan mudah. DI balik itu, revisi berbolak balik revisi, akan membuat mahasiswa menjadi merasa bodoh. Bisa jadi memang bodoh beneran hehehe...., 

Saya punya sahabat yang sangat pahit menjalani studi ini. Mengundurkan diri dari perguruan tinggi lain karena masa studi melampaui standar, lantas mengikuti perkuliahan doktoral lagi di tempat lain. Sampai detik akhir masa studi deadline, hampir habis, ternyata tugas-tugas tidak terseleseikan. Gugur lagi beliaunya. Dua kali menjalani program studi doktor, dan gagal meraih gelar tersebut. Lebih dari 10 tahun menjadi sia-sia, kelihatannya sih begitu.

"Sebaiknya saya bagaimana pak nug, "tanya beliau ke saya konsultasi nasib keknya.

"Bapak/Ibu/Saudara (biar nyamar ya....), kalau saya jadi anda, ikut lagi sampai dapat gelar tersebut. Hidup hanya sekali, mosok mau dapet doktor saja gak bisa, ada yang lebih bodoh dari kita nyatanya bisa doktor, "ujar saya menasehati, sambil ndredheg karena saya juga di injury time untuk segera lulus. 

"Tapi saya capekkk..capek lahir batin... capek biayanya juga..., "kata beliaunya ini.

"Ya sudah.. jika demikian, ya sudah... hidup dilanjutkan... tidak ada yang mewajibkan menjadi doktor, dan milyaran manusia lain di muka bumi ini tidak bergelar doktor ya sukses lahir batin, "ujar saya sok menasehati.

Singkat cerita, good bye program doktor, oleh beliau itu.  Entah bagaimana perasaan beliau, bahkan saya tidak berani membayangkan. 

Sedangkan saya, alhamdulillah bisa pengukuhan di 27 Juni 2020, wisuda di September 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun