Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengoreksi Sejarah Berdarah, Mungkinkah?

21 Oktober 2020   07:11 Diperbarui: 22 Oktober 2020   12:19 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul buku yang membedah sekilas perjalanan panjang kekuasaan (Dokpri-NDP)

Sejarah milik para penguasa. Itu salah satu adagium yang berkembang pada suatu ketika, suatu kelompok. Bisa saja demikian. Namun bagi kaum literasi, sejarah adalah milik para penulisnya. Bagaimana jika sejarah berdarah, ditulis dengan salah? Atau, sebenarnya perlu direvisi atau dikoreksi duduk perkaranya?

(1) Kisah Haryo Penangsang

Adipati Jipang Panolang. Berpegang teguh pada prinsip. Tegas dan cenderung berangasan. Sebentar, tegas masih relatif netral. Berangasan, adalah nomenklatur atau istilah yang cenderung negatif, agresif, destruktif. 

Namun, demikian orang mengenal sejarahnya. Bertempur dengan Danang Sutowijoyo, di tepian Sungai Bengawan Solo. Gagah perkasa, naik kuda Gagak Rimang, hitam besar tinggi kaki kukuh menapak bumi. Derap langkah menghentak, ringkik kuda terdengar memekik. 

Pintu masuk wilayah Desa Jipang (situs Kerajaan Jipang Panolan / Dokpri-NDP)
Pintu masuk wilayah Desa Jipang (situs Kerajaan Jipang Panolan / Dokpri-NDP)

Namun takdir berkata lain. Perut robek ditusuk tombak Kyai Pleret, oleh seorang anak muda yang masih ingusan, Danang Sutowijoyo. Haryo Penangsang yang sakti mandraguna, mengalungkan usus ke pinggang, berbalutan dengan keris yang disandangnya, Keris Setan Kober. 

Danang Sutowijoyo dipithing, diruket, disikep, dicekik dengan penuh kekuatan. Merintih Danang minta dilepaskan. Haryo tidak sabar, segera menghubus KerisSetan Kober. 

Lupa bahwa usus yang tertombak Kyai Pleret, masih terbalut di seputar pinggang dan kerisnya. Terburai usus, terkena kerisnya sendiri, Gugurlah Haryo Penangsang di tepi Bengawan Solo. Langit kelap-kelap, guntur menyambar. Telah gugur seorang Ksatria Jipang, ahli waris utama Kerajaan Pajang.

Komplek makam yang diduga adalah Situs Kerajaan Jipang (Dokpri-NDP)
Komplek makam yang diduga adalah Situs Kerajaan Jipang (Dokpri-NDP)

Di seberang Kali Bengawan Solo. Pasukan Ki Ageng Pemanahan, ayah Danang Sutowijoyo, bersorak suka cita atas gugurnya Haryo Penangsang. Telah tewas pemberontak kerajaan Pajang, yakni Haryo Penangsang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun