Angan-angan itu, hanya menjadi bayangan jika sebatas di angan.Namun akan menjadi kenyataan, ketika hasrat, niat, doa usaha dan iktikad menyatu dalam upaya meraih itu. Bahkan, bisa jadi tidak punya angan secara spesifik. Hanya ada hasrat untuk berubah. Atau, ingin menjadi tumbuh berkembang.
Demikian halnya, salah satu pengalaman saya. Lahir di jauh pelosok desa selatan Yogyakarta, hanya berangan, rasanya kok senang jika bisa ke luar negeri.
Kisah-kisah Ratu Inggris, ketika itu, menjadi pemicu bagaimana mungkin seorang putri menguasai kerajaan. Dan, besar pengaruhnya di dunia. Persemakmuran.
Hingga pada suatu ketika. Saya ikut sidang IMO di London. Menjadi tahu, bahwa mesin penterjemah di telinga para juru bicara, tidak lebih tersambung dengan para penterjemah manusia, yang merespon, mentranslate, langsung ke telinga para pemasang headphone, yang tersambung sesuai dengan bahasa yang dipilih; Inggris, Rusia, Arab, Spanish, China.
Ya demikianlah. Sekilas cerita. Semoga ada yang terinspirasi. Jika tidak, ya sudah juga hehehe...Setiap kisah hidup, sebagian hanya pengulangan dari aspirasi orang lain. Sebagian, adalah karena keinginan. Angan-angan. Namun angan-angan itu ada pemicunya.
Semoga ini bisa memicu. Setidaknya, semoga berguna. (06.10.2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H