Mohon tunggu...
Nugroho Catur Pamungkas
Nugroho Catur Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

An INFP-T

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sabun Herbal Sereh dan Probiotik Lele sebagai Inovasi Produk di Desa Gupit Kabupaten Sukoharjo

9 Februari 2023   02:46 Diperbarui: 9 Februari 2023   03:01 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN UNDIP TIM I 2022/2023, Desa Gupit - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Tim I 2022/2023 menampilkan demonstrasi Kreasi Sabun Sereh dan Pakan Tambahan Ikan Lele di Rumah Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Makmur Tumpaksari Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, pada Minggu, 22 Januari 2022. Program kerja multidisiplin ini dilakukan sebagai bentuk inovasi potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) guna mendukung percepatan Sustainable Developments Goals (SDGs) untuk perekonomian Desa Gupit secara merata.

Sereh merupakan salah satu Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang dibudidayakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Gupit. Berbagai jenis TOGA telah dibudidayakan oleh KWT, salah satu yang menjadi unggulannya adalah tanaman sereh. KWT bersama organisasi kemasyarakatan PKK telah memproduksi berbagai produk dengan bahan dasar TOGA seperti sambal sereh dan puding kulit pisang. Kreasi produk TOGA hingga saat ini masih berfokus pada jenis produk pangan sementara pengembangan produk kosmetik seperti sabun herbal belum dilakukan.

"KWT memang berfokus pada peningkatan ketahanan pangan, namun dengan adanya inovasi pembuatan sabun sereh, itu bisa menjadi salah satu ide UMKM." ujar Nurhidayatul Fadila Wahyudin, Mahasiswi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, pada Minggu, 22 Januari 2023.

Dokpri
Dokpri
Selain TOGA, peternakan lele juga menjadi salah satu potensi peningkatan ekonomi Desa Gupit. Berbagai skala peternakan lele yang ada di Desa Gupit. Mulai dari yang kecil hingga besar, termasuk KWT yang juga memiliki kolam lele. Namun, peternakan lele di Desa Gupit masih belum optimal dikarenakan harga pakan lele yang cukup tinggi.

"Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah percepatan durasi pembesaran lele menggunakan probiotik sebagai pakan tambahan untuk mengurangi biaya produksi." ujar Muhammad Rofiyqulibad, mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro pada Minggu, 22 Januari 2023.

Dokpri
Dokpri

Dengan memanfaatkan daun pepaya dan beberapa bahan pendukung lainnya seperti air, molase (gula tebu), gula pasir, dan ragi, Probiotik sederhana dapat dijadikan inovasi penggunaan pakan lele di Desa Gupit.

"Dengan bahan pakan ini, dijamin lele bakal cepat besar dan sehat." kafa Rofiyq.

Sebelumnya, penyuluhan mengenai pentingnya meningkatkan Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan), telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN Undip Tim I 2022/2023 Desa Gupit. Penyuluhan tersebut dilakukan untuk memaksimalkan kesadaran pentingnya memakan ikan dan membangkitkan ekonomi desa melalui inovasi dari bahan pangan lele.

"Dengan memanfaatkan beberapa contoh inovasi olahan lele seperti bakpau lele, dapat menjadi potensi untuk meningkatkan kesadaran dari konsumsi lele," kata Rofiyq pada Sabtu, 21 Januari 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun