Mohon tunggu...
Nugroho Budianggoro
Nugroho Budianggoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nadidata.com

analisis data | machine learning | transportasi publik | biodiversitas | nadidata.com | transportumum.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hasil Pantauan Data Mobilitas Terkait Pandemi COVID-19 Indonesia

16 Juli 2021   20:49 Diperbarui: 16 Juli 2021   21:34 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelombang lonjakan kasus positif yang sedang kita alami di pertengahan Juli 2021 ini dimulai dari awal Mei 2021. Masa itu hampir bertepatan dengan awal masuknya virus COVID-19 varian delta ke Indonesia dan libur Lebaran 2021. Puncak lonjakan kasus positif sebelumnya terjadi mulai dari akhir Noveber 2020, lalu diikuti dengan liburan Natal dan Tahun Baru 2021. 

Lonjakan kasus sebelumnya tersebut mencapai puncak pada akhir Januari 2021, lalu baru reda pada akhir Maret 2021. Pola awal kemunculan puncak loncakan kasus positif selalu diikuti dengan kenaikan mobilitas di luar rumah. Puncak kali ini jauh lebih tinggi kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor virus varian delta dan mobilitas di luar rumah yang mencapai level tertinggi sejak pandemi dimulai.

Pola-pola mobilitas di provinsi-provinsi

Gambar: NadiData.net
Gambar: NadiData.net

Data mobilitas Google menunjukkan bahwa saat ini, mobilitas tertinggi terjadi di wilayah bukan di tempat paling banyak terjadinya lonjakan kasus. Ini bisa terjadi karena memang virus COVID-19 tidak tersebar di daerah-daerah tersebut. Tetapi, untuk mendapatkan info lebih pasti, sebaiknya dicek kembali kondisi di wilayah-wilayah tersebut, untuk memastikan bahwa memang tidak terjadi lonjakan kasus positif di sana dan bukannya ada faktor lain. Wilayah-wilayah dengan mobilitas tinggi yang dimaksud, antara lain Sulawesi Barat, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Kalimantan Utara.

Jenis-jenis mobilitas dan skala prioritasnya

Gambar: NadiData.net
Gambar: NadiData.net

Google membuka akses publik untuk data mobilitas para pengguna smartphone Android. Data mobilitas tersebut terdiri atas enam jenis, yaitu :

  • Mobilitas di toko pangan dan apotek
  • Mobilitas di tempat kerja
  • Mobilitas di pusat angkutan umum
  • Mobilitas di retail dan rekreasi
  • Mobilitas di taman
  • Mobilitas di tempat tinggal

Untuk menyesuaikan dengan konteks pandemi, kami mengelompokkan keenam mobilitas di atas dalam beberapa tingkat. Keenam mobilitas di atas dapat dikelompokkan menjadi mobilitas di dalam rumah dan mobilitas di luar rumah. Mobilitas di luar rumah terdiri dari kelima jenis mobilitas selain mobiitas di tempat tinggal. Selanjutnya, mobilitas di luar rumah kami kelompokkan menjadi mobilitas primer, sekunder, dan tersier sebagai berikut:

  • Mobilitas primer : mobilitas di toko pangan dan apotek
  • Mobilitas sekunder : mobilitas di tempat kerja, mobilitas di pusat angkutan umum
  • Mobilitas tersier : mobilitas di retail dan rekreasi, mobilitas di taman

Pengelompokkan mobilitas primer, sekunder, dan tersier dapat menjadi patokan untuk penentuan prioritas dalam pembatasan sosial. Dalam situasi kenaikan kasus positif yang sangat tinggi, pembatasan semua jenis mobilitas di luar rumah sebaiknya diterapkan. Ketika pertambahan kasus mulai terlihat terkendali, pelonggaran pembatasan dapat dilakukan dimulai dari mobilitas primer, lalu dilanjutkan dengan mobilitas sekunder, lalu terakhir pelonggaran mobilitas tersier.

Dalam tampilan visualisasi data pandemi kami, kami menampilkan nilai korelasi Pearson antara variabel setiap jenis mobilitas dengan jumlah kasus positif harian, kasus aktif baik di tingkat nasional maupun tingkat provinsi. Korelasi antara variabel dapat menjadi indikator penting dalam kemajuan (atau kegagalan) kita dalam menangani pandemi. Korelasi menunjukkan keterkaitan antara dua variabel. Ketika dua variabel menunjukkan korelasi positif, kenaikan nilai satu variabel berbanding lurus dengan kenaikan nilai variabel lainnya. Sebaliknya, ketika dua variabel berkorelasi negatif, kenaikan satu variabel berbanding terbalik dengan kenaikan nilai variabel lainnya. Ketika nilai korelasi bernilai 0, maka kedua variabel yang dihitung tidak saling terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun