Baik Menjajah atau Dijajah Sama-Sama Tidak Enaknya. Bagaimana Kita Menceritakan Sejarah Jika Penuh Darah dan Jarah?
Saat ini Ukraina sedang berperang habis-habisan melawan Rusia. Salah satu negara besar di Eropa Timur itu sudah bertetangga dengan Rusia ratusan tahun lamanya.
Perang antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung hampir satu tahun lamanya, perang mereka adalah campuran dari perang dingin dan panas.
Berbagai cara telah dilakukan pihak Ukraina untuk mendapat keadilan atas tanah mereka, baik melalui langkah demokrasi maupun langkah invasi kembali.
Menurut seorang democrat dari Illinois USA, Â Mike Quiqley, saat ini adalah masa tersulit Ukraina dalam perang ini. Pihak Ukrainia sudah melakukan berbagai upaya menarik kembali tanah air mereka.
Tentunya, pihak Rusia tidak mau mengalah dengan melancarkan serangan-serangan balasan yang nampaknya mereka lakukan tanpa ragu, artinya mereka sudah mempunyai perintah yang jelas dan tegas dari atasnnya.
Diketahui dari penyerangan sebelumnya yang telah dilakukan Ukraina, terdapat 10.000 ranjau yang terpasang di perbatasan bagian selatan Rusia dan Ukraina.
Ranjau-ranjau inilah yang paling membuat pihak Ukraina mengalami kerugian. Pihak rusia benar-benar cepat mengambil keputusan dalam strategi pertahanan mereka.
Percobaan demi percobaan dilakukan pihak Ukraina demi mendapat sejengkal demi sejengkal langkah untuk melewati barikade pertahanan Rusia.
Pihak Ukraina secara terus-terusan melawan balik yang mana sempat membuat pihak pertahanan di perbatasan Rusia bertindak agresif.
Langkah yang diambil pasukan Ukraina walau masih belum memberi progres yang jauh, namun bukan berarti tanpa alasan. Upaya perebutan kembali ini terus dilakukan dengan harapan itu semua bisa menunjukkan bahwa pasukan Rusia bukannya tidak terkalahkan, mereka tetapp mempunyai kelemahan.