Kesehatan Mahal Harganya, Bisa Berjalan Nikmat Rasanya, Bisa Bernafas Lega Miliaran NIlainya.
Belum lama ini saya mendengar ada penyakit yang disebut sebagai penyakit jantung rematik (Rheumatic Heart Disease/RDH). Penyakit ini dikatakan cukup sering terjadi di negara berembang seperti Indonesia.
Penyakit ini terjadi akibat melonjaknya autoimun seseorang yang diakibatkan dari tumbuh cepatnya suatu bakteri. Proses pelonjakan seperti ini tidak baik bagi tubuh terutama jantung yang akibatnya harus mengorbankan katup jantung.
Jika sudah begini, bisa dibilang dapat berpotensi untuk terjadi berbagai penyakit jantung seperti gagal jantung, jantung koroner, dan kompilkasi.
Orang bijak berkata, semua penyakit ada obatnya, walau rasanya pahit tetap sembuh juga. Mengingat kata bijak tersebut terasa tidak sepadan dengan resiko salah satu cara penyembuhan dari penyakit ini, yaitu dengan melaksanakan proses Mintra Valve Replacement.
Proses ini tentunya berkaitan dengan menggantikan struktur jantung karena ada kata "replacement". Jika ditelisik lebih jauh, proses ini perlu menghentikan jantung asli selama beberapa waktu dan nanti akan digantikan dengan katup logam buatan yang siap menggantikan.
Jantung asli dihentikan dan digantikan oleh jantung buatan. Cara ini terdengar cukup menakutkan bagi siapapun yang memiliki masalah jantung. Bagi orang-orang sehat sekalipun saya yakin ketika mendengar cara seperti ini membuat bulu kuduk merinding.
Bagaimana tidak, proses detak jantung yang diberikan oleh Tuhan diberhentikan "sementara' lalu digantikan dengan buatan manusia.
Proses ini menurut Dr. dr. Yan Sembiring, Sp.B, Sp.BTKV, Subsp. VE (K), adalah cara yang bisa dilakukan untuk menangani penyakit RDH ini. Katup jantung yang sudah tidak baik kondisinya digantikan dengan katup logam buatan.
Secara garis besar saya mengerti bahwa para dokter tentunya menginginkan keselamatan pasien yang diutamakan, namun hanya saja beberapa cara tergolong beresiko.
Cara ini dipercaya dapat menghilangkan segala gejala penyakit RDH ini sehingga tidak terasa lagi dan tidak menggangu pengidapnya. Alat bantuan ini dikatakan dapat membantu dari 20-30 tahun kedepan.