Kalau Bukan Kita yang Melestarikan Bahasa dan Budaya, Siapa Lagi?
Latar Belakang
Setiap orang di dunia mempunyai bahasa daerahnya sendiri-sendiri, bisa dikatakan tiap suku di dunia mempunyai bahasa daerahnya sendiri. Keunikan dari Indonesia adalah keragaman suku dan budayanya.
Tidak hanya itu saja, lebih dari 1.300 suku tersebar luas di daratan Tanah Air ini menurut sensus BPS tahun 2010. Memang unik negeri ini, bahasa daerah sudah merupakan bagian yang melekat erat di kehidupan masyarakat di Indonesia tidak seperti di negara-negara lainnya.
Sebagai contoh di kota-kota besar saat ini, kita dapat menemukan banyak orang yang berbicara bahasa daerahnya sendiri-sendiri ketika mengobrol dengan rekan satu etnisnya. Itu terjadi karena banyak orang dari berbagai suku memilih untuk merantau ke kota-kota besar demi mengadu nasib atau untuk melancarkan maksud mulia mereka yaitu memakmurkan daerah asal mereka jika mereka kembali nanti.
Berbagai macam bahasa dapat terdengar tiap harinya, mungkin akan sedikit lebih banyak bahasa-bahasa dari suku tertentu yang mempunyai "budaya" merantau. Berangkat dari situlah terkadang perkembangan bahasa daerah dimulai.
Beberapa contoh bahasa daerah yang cukup meluas di Nusantara yaitu Bahasa Jawa, Bahasa Madura, Bahasa Sunda, dan Bahasa Batak. Ini dikarenakan masyarakat daerah-daerah tersebut gemar melakukan perantauan dan tidak malunya mereka menggunakan bahasa mereka sendiri di daerah perantauan.
Akibatnya banyak orang yang tertarik mempelajari bahasa-bahasa tersebut. Tidak jarang banyak orang yang berusaha belajar bahasa daerah lain hanya untuk memudahkan mereka bekerja ataupun bermasyarakat.
Rata-rata orang perantauan berusaha belajar Bahasa Jawa karena Bahasa Jawa saat inilah yang menjadi bahasa daerah paling meluas di Nusantara. Uniknya Bahasa Jawa ini hingga tertular ke negara-negara seperti Australia dan Suriname.
Semua itu dikarenakan banyaknya perantau dari Indonesia yang menetap atau memilih berkeluarga dengan orang dari negara lain. Khusus untuk Bahasa Jawa di Suriname, itu tersebar karena adanya pengungsian banyak warga Jawa ke Afrika ketika perang masih berlangsung.
Bahasa Daerah di Mata Generasi Muda Saat Ini