Faktor selnajutnya yang saya pikirkan datang dari sisi kompetitif masyarakat Banten dalam hal Pendidikan. Menarik sekali jika membahas ini dimana sudah tidak ada sistem ranking yang diterapkan Pendidikan di Indonesia.
Sistem ranking sendiri sebenarnya sangat mempengaruhi para orang tua untuk saling mendukung dan menfasilitasi anak mereka untuk berkembang lebih baik. Jika masih ada sistem ranking sudah wajar jiwa kompetitif di suatu masyarakat bisa bermunculan.
Alangkah hebatnya lagi yang terjadi di Provinsi Banten ini, sudah tidak ada sistem ranking jiwa kompetitif masih menjadi-jadi, tepuk tangan untuk para orang tua di luar sana yang melakukan usaha serupa untuk anak-anaknya.
Jika membahas soal posisi bangku, biasanya berpengaruh pada performa dan suasana belajar seorang murid. Kalau saya pribadi, ketika saya berada di bangku sekolah dasar di hari pertama masuk sekolah sehabis liburan merupakan penentuan siapa yang akan duduk di bangku tersebut selama satu semester.
Pada masa itu harusnya menjadi hal yang biasa jika ada rebutan bangku yang dilakukan oleh orang tua seperti ini, namun di masa saya tidak pernah terjadi. Para orang tua cenderung memasrahkan urusan bangku dan hal serupa lainnya langsung ke anak-anak mereka.
Itu pun saya rasa baik juga untuk kemandirian dan rasa tanggung jawab anak pada dirinya. Saat ini bahkan sudah sering menerapkan rolling bangku duduk secara berkala untuk menghindari rasa jenuh yang mungkin terjadi.
Saya menyambut baik hal-hal supportif yang dilakukan para orang tua untuk anaknya yang seperti ini. Hal ini sangat menyentuh melihat bagaimana para orang tua begitu peduli pada anaknya, mari kesampingkan terlebih dahulu kesan memanjakan anak sejenak.
Saya rasa jika hanya untuk membantu menentukan posisi terbaik anak untuk belajar tidaklah mengapa. Selama itu tidak berkelanjutan hingga usia tak lagi belia. Anak-anak perlu mendapatkan mental seperti orang tuanya ketika belia hingga remaja, karena itu penting untuk dirinya di dunia dewasa.
Siapa mengira suatu saat anak-anak itu yang akan berganti berlomba-lomba mencarikan kursi orang tuanya berangkat ke tanah suci, bukankah itu sangat menggoda hati tahu bahwa buah hati paham cara membalas budi.
Sudah banyak hal yang menjadi keresahan kita dalam Pendidikan saat ini. Mulai dari godaan-godaan institusi palsu, cepat bergantinya suatu kebijakan, kebingungan guru dan karyawan sekolah atas statusnya, cepatnya arus teknologi meninggalkan yang tertinggal dan galaknya standar masuk perguruan tinggi.